Laut Jawa kaya peninggalan sejarah. Laut Jawa dipercaya menyimpan dua bangkai kapal selam milik Jerman, U 168 dan U 183.
Kamis (11/12) di kantor Kementerian Koordinator Maritim, tim TNI Angkatan Laut dan Komunitas Sejarah Roodesbrug menyatakan bahwa mereka telah menemukan bangkai kapal selam Jerman yang diduga salah satu di antara dua kapal yang tenggelam.
Tim menyatakan, bangkai kapal selam ditemukan di utara Karimun Jawa, pada jarak 10 jam perjalanan dengan kapal berkecepatan rata-rata 7 knot.
Kapal ditemukan dalam kondisi tidak utuh. Bagian yang ditemukan hanya bagian depan dari kapal sepanjang 30 meter tersebut. Selain menemukan bangkai kapal, tim juga mendapatkan artefak menarik seperti piring keramik, botol, serta kerangka manusia.
Temuan tersebut terbilang menarik. Namun, ternyata arkeolog Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Yogyakarta juga pernah menemukan kapal selam di Laut Jawa. Apakah kapal yang ditemukan TNI dan arkeolog sama?
Menjawab pertanyaan tersebut, Adi Erlianto Setiawan dari Roodesbrug yang ikut menyelam dan menemukan kapal mengatakan, "belum tahu sama atau berbeda."
Menurutnya, baik kapal U 168 maupun U 183 diduga terdapat di utara Karimun Jawa. Untuk bisa mengatakan kapal yang ditemukan timnya dan arkeolog sama atau berbeda, perlu diungkap dahulu identitas kapal.
Untuk mengungkap identitas kapal, Adi mengatakan, masih sulit. Tidak ada satu pun benda yang menunjukkan bahwa kapal selam yang ditemukan U 168 atau U 183.
Namun, arkeolog Bambang Budi Utomo yang terlibat penelitian bersama tim Arkenas dan Balar Yogyakarta mengatakan, bangkai kapal yang ditemukan TNI Al dan timnya sama.
"Itu tepatnya di timur laut Karimun Jawa. Kalau melihat lokasi penemuan 10 jam perjalanan dari Karimun Jawa, maka sebenarnya kapal yang ditemukan sama," katanya.
Bambang menjelaskan, usai menemukan bangkai kapal selam Jerman November 2013 lalu, pihaknya memang berkoordinasi dengan Kedutaan Jerman dan TNI Angkatan Laut untuk mengamankan temuan.
"Pemerintah Jerman meminta kita untuk menjaga bangkai kapal selam itu. Jadi kita hubungi TNI Angkatan laut untuk mengamankan," urainya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR