Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menghadiri diskusi bertajuk Deklarasi Djuanda: Mengukuhkan Indonesia sebagai Tanah Air Kita, di Galeri Nasional Indonesia, Sabtu (13/12).
Dalam pidatonya, Anies menyatakan Deklarasi Juanda 1957 merupakan suatu usaha melengkapi kesatuan daerah teritorial untuk mendapatkan pengakuan dunia.
Diketahui, Deklarasi Juanda sendiri mendapat pengakuan setelah 25 tahun deklarasi itu berlangsung.
Pentingnya kedaulatan maritim tersebut, ia contohkan dengan keberadaan pulau Sangihe sebagai pulau terluar di Indonesia. Daerah tersebut tetap mengakui kedaulatan teritorial bangsa Indonesia meskipun dengan segala macam inftrastruktur daerah.
"Indonesia dibangun dari imajinasi dari berbagai bangsa. Beberapa suku bangsa yaitu Jawa, Sunda, Batak, Bugis dan lainnya bisa bersatu dengan satu pijakan yaitu Indonesia,"ucap penggagas Indonesia Mengajar itu.
Menghadapi tantangan ke depan, Anies kembali menegaskan pentingnya kedaulatan maritim. Menurutnya perjuangan tanpa lelah Juanda untuk mengakui patut dicontoh dan dipertegas oleh pemerintah.
"Tantangan ke depan yaitu menjaga keutuhan bukan hanya geografis tapi jarak ekonomis. Peta Indonesia hanya gambaran skala geografis tetapi bagaimana kita bisa menjaga jarak ekonomis,"kata mantan Rektor Universitas Paramadina itu
Anies pun menuturkan daerah teritorial bisa menyebabkan pengiriman barang-barang ke berbagai daerah Indonesia menjadi lebih mahal. Ia menyebut, tantangan pemerintah yaitu bertanggung jawab memajukan skala ekonomis sebagai negara kesatuan.
"Indonesia harus menggarisbawahi untuk membangun intrastruktur untuk menjawab jarak ekonomis tersebut. Jangan sampai jarak itu lebih dekat ke negara asing dan ini jangan di liat dalam perspektif jangka pendek,"kata Anies.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR