Pasca terjadinya tiga kasus pembakaran masjid, aksi demonstrasi anti-rasisme digelar di pusat kota Stockholm, Swedia. Para demosntran melakukan aksi protes di luar gedung parlemen dengan memegang spanduk dengan tulisan "Jangan Sentuh Masjid Kami".
Pada Kamis (1/12) silam, sebuah bom molotov dilemparkan ke sebuah masjid di Uppsala, bagian timur Swedia. Tetapi bom molotov tidak membuat gedung itu tidak terbakar.
Sementara pada akhir Desember lalu terjadi pembakaran masjid terjadi di Esloev. Ada pula kasus pelemparan bom molotov ke sebuah masjid di Eskilstuna yang menyebabkan lima orang terluka.
Tak hanya di pusat kota Stockholm, aksi demonstrasi anti-rasisme juga digelar di kota Malmo dan Gothenburg pada Jumat (2/1).
Menteri Budaya Swedia Alice Bah Kuhnke di Stockholm mengatakan pemerintah akan meluncurkan sebuah strategi nasional untuk menandingi Islamofobia. Menurutnya sebuah ide dengan memberikan pendidikan kepada orang-orang mengenai Islam dan menyingkirkan prasangka mampu menandingi Islamfobia.
Tindakan solidaritas dilakukan dengan menempelkan kertas berbentuk hati yang berisi harapan yang diletakkan di pintu masuk masjid Uppsala, setelah serangan yang terjadi Kamis (2/1). Pemerintah telah memerintahkan untuk meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah.
Sekitar 16 persen populasi di Swedia lahir di negara lain. Banyak dari mereka berasal dari negara-negara berkonflik yaitu Irak, Afghanistan dan Suriah yang seluruhnya merupakan negara mayoritas Islam.
Masalah imigrasi menjadi topik perdebatan di Swedia, yang lebih banyak menerima pencari suaka dibandingkan dengan negara-negera Eropa lain.
Partai yang anti imigran di Swedia, Demokrat mendapatkan 13 persen suara pada pemilu akhir September lalu. Mereka menginginkan pengurangan jumlah imigran yang masuk ke negara tersebut hingga 90 persen.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR