Akibat berbagai faktor, seperti semakin banyaknya bahan pangan manusia yang diambil dari laut, eksploitasi laut untuk berbagai keperluan bahan bakar fosil, mineral dan energi, pencemaran laut dan semakin meningkatnya transportasi samudera, kepunahan satwa-satwa penghuni laut sangat pesat terjadi.
Para peneliti mengindikasikan bahwa berbagai sepesies laut semakin terancam dalam laju yang meningkat sejalan dengan industralisasi dan revolusi industri sejak abad ke-19.
Berikut adalah daftar beberapa spesies laut yang telah punah dalam 500 tahun terakhir yang dikumpulkan oleh Mongabay.com. Apa saja satwa laut yang telah punah?!break!
SAPI LAUT STELLER
Sapi laut steller (Hydodamalis gigas) adalah mamalia besar yang telah punah. Spesies ini sebelumnya dapat ditemukan di pantai laut Bering.
Satwa ini diidentifikasikan oleh Georg Steller dan pada saat ditemukan hanya tersisa sekitar 1500 saja. Sapi laut steller diburu oleh pelaut, pemburu dan pedagang bulu sebagai bahan makanan dan lemaknya sebagai lampu minyak.
Hanya dalam 27 tahun setelah ditemukan, satwa ini dinyatakan punah.!break!
CERPELAI LAUT
Cerpelai laut (Neovison macrodon) adalah mamalia yang dapat dijumpai di pesisir timur Amerika Utara. Jenis ini telah punah diburu untuk memenuhi permintaan pasar bulu di Eropa secara besar-besaran, meskipun sebelumnya penduduk asli Amerika juga memburu satwa ini untuk bulu dan dagingnya.
Satwa ini dinyatakan punah pada akhir abad ke-19.!break!
BEBEK LABRADOR
Populasi bebek labrador (Camptorhynchus labradorius) tidak pernah berlimpah, namun kemungkinan perburuan dan pengambilan telur berpengaruh terhadap kepunahan bebek ini di akhir dekade abad ke-19.
Namun demikian, para peneliti belum bersepakat tentang penyebab utama kepunahan spesies ini, beberapa ahli menyebutkan menyempitnya habitat karena meningkatnya populasi manusia di pesisir timur Amerika Utara dan masalah berkurangnya sejenis kerang-kerangan yang menjadi sumber makanan utama bebek ini.!break!
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR