Baru-baru ini dunia dibuat kebingungan dengan ‘hiatusnya’ pemanasan global. Hal ini disebabkan siklus pendinginan alami di Samudera Pasifik. Walau demikian, ilmuwan mengungkap, kejadian ini tidak akan bertahan lebih lama.
Perlambatan kenaikan suhu sejak 1980 hingga 1990 memang telah membuat bingung banyak kalangan. Terlebih para peneliti iklim karena emisi gas rumah kaca dari pabrik, pembangkit listrik, dan asap kendaraan telah menimbulkan panas dengan rekor tertinggi.
“Kita perlu tahu perbedaan antara variabilitas iklim yang disebabkan manusia dan alam. Sehingga kita dapat menilai dampak perubahan iklim yang disebabkan manusia,” ujar Michael Mann, ahli iklim dari Pennsylvania State University.
Peneliti meneliti kembali suhu di Samudera Pasifik dan Atlantik di tahun 1850. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perubahan alam yang disebabkan angin dan arus.
Mereka juga menyimpulkan bahwa fase dingin di Samudera Pasifik bagian utara merupakan salah sati pendorong utama terjadinya ‘hiatus’ pemanasan global. “Sementara Samudera Atlantik memberikan dampak yang kecil,” papar Mann.
Mengingat pola variasi di masa lalu, tren hiatus ini kemungkinan akan berkurang karena pengaruh manusia. Meskipun peningkatan suhu melambat, berdasarkan data World Meteorological Organization PBB, tahun lalu merupakan rekor terpanas sejak abad 19.
“Perlambatan pemanasan global mungkin terjadi karena beberapa kombinasi faktor berbeda,” tegas Mann.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR