"Some people want to fill the world with silly love songs. And what\'s wrong with that? I\'d like to know."
Demikian lantunan Paul McCartney dalam lagunya tahun 1976 "Silly Love Songs." Dan ternyata lagu cinta bukan hanya milik manusia.
Tikus jantan menggunakan "lagu cinta" ultrasonik untuk merayu tikus betina, menggunakan beragam nada saat mereka mencium bau tikus perempuan dan saat mereka memandang calon pasangan mereka, menurut penelitian baru dari Duke University.
"Komunikasi antar binatang lebih rumit daripada yang kita manusia tahu," ujar profesor neurobiology Erich Jarvis. "Nyanyian tikus mengandung sinyal komunikasi yang jelas dan bukan hanyalah rangkaian vokalisasi yang acak."
Para ilmuwan membandingkan nyanyian tikus dengan nyanyian burung jantan, walaupun kemampuan "bernyanyi" tikus lebih terbatas. Nyanyian tikus merupakan rangkaian ucapan, atau suku kata, terkadang disertai dengan tempo.
"Nyanyian ini bernada sangat tinggi, di atas 50 kilohertz, dan tidak dapat terdengar oleh manusia. Saat rekaman nadanya kami turunkan dan mainkan dengan kecepatan tinggi, kedengarannya seperti nyanyian burung," ujar kandidat paska doktorat Duke Jonathan Chabout.
Para ilmuwan telah mengetahui selama beberapa dekade terakhir bahwa tikus membuat suara -- mirip dengan anak anjing yang memanggil induknya -- dan berupaya untuk memahami bagaimana mereka berkomunikasi.
Tim peneliti menempatkan tikus jantan di laboratorium dalam berbagai situasi, merekam nyanyian mereka, kemudian menganalisanya. Nyanyian tikus jantan lebih rumit dan nyaring bila mereka dapat mencium air seni tikur perempuan, tapi tidak dapat melihat calon pasangannya itu.
"Seolah mereka mengatakan, \'perhatikan saya, saya di sini, datang ke mari..\' dan nyanyian tikus jantan lebih sederhana saat tikus betina berada di dekatnya guna menyimpan tenaga untuk berhubungan," ujar Jarvis. Tim riset memainkan kedua jenis nyanyian untuk tikus betina dewasa, dan menemukan bahwa mereka lebih menyukai lagu yang sederhana dibandingkan nyanyian yang rumit.
"Apakah ada suku kata tertentu yang terkandung di dalamnya, kami tidak tahu," kata Chabout. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Frontiers of Behavioral Neuroscience.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR