Sydney menggeliat. Ibu Kota negara bagian New South Wales di Australia ini justru terbangun dari tidur dan berpesta bergelimang cahaya saat menjelang malam. Suara musik nan membahana di Circular Quay.
Langit boleh kelam, namun Sidneysiders atau penduduk Sydney yang berasal dari beragam negara, tumpah ruah di sepanjang jalan yang mengelilingi Circular Quay Station. Di sini pula berdiri bangunan megah Australia nan tersohor: Sydney Opera House yang kala malam bermandi cahaya beraneka warna.
Sydney Opera House karya arsitek Jørn Utzon yang berasal dari Denmark ini bisa jadi merupakan bintang tamu dalam Vivid Sydney yang setiap hari mampu memadatkan jalanan di sekitarnya. Namun, dia tak sendiri. Sydney Harbour Bridge, jembatan yang menghubungkan daratan turut berhias diri dengan balutan pendar sinar warna-warni. Uniknya, pengunjung bisa mengatur warna-warni lampu dari panel yang khusus disediakan dalam rangka Vivid Sydney.
Sydney memang semarak. Kota ini juga dapat menjadi tonggak awal perjalanan darat kita menjelajahi pesisir benua kangguru yang menyenangkan. Laut membiru berbataskan horison, yang membagi ruang dengan angkasa berwarna cemerlang. Tidak hanya melulu panorama laut, lanskap pesisir memberikan sensasi petualangan darat yang mengasyikkan, seperti pulau, pantai, hutan tepian, dan ekosistem pesisir.
Bermula dari Sydney, kita dapat menikmati perjalanan darat di sepanjang pesisir yang memberikan kenikmatan pelesir atas ruang terbuka nan luas dengan pemandangan menakjubkan khas Australia. Berkendara dengan campervan adalah salah satu cara terbaik untuk menjelajahi benua yang paling kecil seantero jagat ini.
Sydney yang menjadi titik awal pemberangkatan akan mengarahkan kita ke selatan untuk melintasi Nowra, Batemans Bay, Eden, Bairnsdale, Wilsons Promontory, Philip Island, hingga berakhir di Melbourne—pusat peradaban Victoria.
Rute panjang itu dapat kita tempuh selama tujuh hari. Sepanjang perjalanan itu, kita dapat menikmati beragam lanskap dan aktivitas pelesir nan kaya. Sudah tentu, pengalaman tadi akan membingkiskan kesan yang tak terlupakan. Yang paling penting, kita bakal memiliki seabrek kisah dan foto menakjubkan untuk dapat kita bagikan melalui jejaring media sosial.
Di tengah perjalanan, kita dapat mencicipi kesegaran air laut di pantai putih Teluk Jervis dan menyantap tiram segar di Pambula. Kita juga dapat menyaksikan teater alami dengan tokoh utama paus di Eden. Kita dapat memberi makan elang laut di Mallacoota dan merasakan langsung pengalaman di ekosistem Taman Nasional Croajingolong yang sangat berharga.
Sediakan waktu untuk berperahu di sepanjang Gippsland Lakes yang luas dan tenang. Lalu berjalan-jalan di sepanjang hamparan Ninety Mile Beach dan ke ujung paling selatan daratan Australia di Taman Nasional Wilsons Promontory.
Di Pulau Phillip, kita bisa berjumpa dengan anjing laut berbulu yang ramah dan parade harian penguin-penguin kecil saat senja. Perjalanan wisata berkendara yang sangat laris ini akan membawa kita ke kota-kota tepi laut yang damai, taman-taman nasional penuh dengan aneka margasatwa dan pantai-pantai panjang dan sunyi di mana satu-satunya jejak kaki adalah milik kita sendiri.
Sebelum melakukan perjalanan darat dengan campervan, kita perlu memerhatikan sejumlah hal, mulai dari pemilihan kendaraan atau karavan, aturan berkendara, lalu lintas, rute berkendara, tempat berkemah, taman karavan, stasiun pengisian bahan bakar hingga tempat beristirahat. Kendaraan jenis campervan memang menjadi pilihan tepat untuk melakukan perjalanan darat di Australia. Dalam ukuran yang lebih besar, kendaraan ini disebut motorhome, telah dimodifikasi bagian dalamnya hingga dapat memuat tempat tidur, dapur, dan kadangkala dilengkapi kamar mandi.
Campervan berbeda dengan karavan. Jenis yang terakhir ini tidak memiliki mesin dan harus ditarik dengan kendaraan bermotor. Warga Australia yang gemar bertualang paling suka menjelajahi benua dengan menggunakan karavan. Itu sebabnya, di teras rumah mereka amat mudah kita jumpai karavan.
Perjalanan darat dengan campervan tentu memiliki sejumlah keuntungan—selain memiliki keleluasaan waktu dan ragam aktivitas dalam menikmati lanskap benua yang lapang. Kita juga tidak perlu dipusingkan dengan menyewa kamar tidur dan sekaligus merasakan petualangan mandiri (termasuk, mengatur logistik dan memasak makanan sendiri).
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR