Nationalgeographic.co.id—Emoji pertama dibuat di Jepang pada akhir 1990-an untuk menghemat waktu dan data yang diperlukan untuk mengeja kata. Sejak itu, 'kata-kata bergambar' kecil ini telah menjadi pokok wacana moderen, digunakan untuk berbagi lelucon, mengekspresikan emosi atau menambah rasa pada percakapan.
Penelitian menunjukkan kebanyakan orang dapat dengan mudah memahami emoji ketika menggatikan kata secara langsung, seperti ikon mobil daripada kata 'mobil'. Namun kita membutuhkan waktu sekitar 50 persen lebih lama untuk memahami ikon tersebut, dalam The Processing of Emoji-Word Substitutions: A Self-Paced-Reading Study.
Itu mungkin ada karena pikiran kita menafsirkan gambar-gambar ini sebagai gambar, bukan sebagai kata-kata, menurut penulis, yang membutuhkan langkah pemrosesan ekstra.
Pertama, otak kita harus mengenali gambar di depan mata kita. Kemudian kita harus mencocokkan gambar itu dengan sebuah kata. Jika kita hanya membaca sebuah kata, kita sampai di sana lebih cepat.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR