Korea Selatan melaporkan satu lagi penderita baru Sindrom Pernafasan Timur Tengah atau MERS, hari Sabtu, yang menjadikan jumlah penderita di negara itu 182, yang paling besar di luar Arab Saudi.
Kementerian Kesehatan mengatakan tidak ada korban jiwa baru dilaporkan, sehingga jumlah yang meninggal akibat virus itu tetap 31.
Organisasi Kesehatan Dunia pekan lalu menuduh kegagalan pihak berwenang disana melaksanakan langkah pengendalian yang memadai sebagai penyebab besarnya wabah di Korea Selatan itu.
WHO mengatakan kurangnya kesadaran akan risiko MERS di antara staff perawatan kesehatan, dan langkah pengendalian dan pencegahan infeksi rumah sakit tidak mencukupi. Namun, badan PBB itu mengatakan wabah tersebut belum dianggap keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi keprihatinan internasional.
Gejala MERS, antara lain, batuk-batuk dan nafas pendek – semuanya juga biasanya dianggap indikasi penyakit yang tidak serius seperti pilek.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR