Berbagai strategi muncul sebagai upaya penanganan atas terjadinya kebakaran hutan. Upaya yang dilakukan tidak hanya berupa penanggulangan, melainkan juga langkah-langkah untuk mencegah agar kebakaran hutan tidak berulang.
"Dalam menangani kebakaran yang melanda hutan di tiga tempat sekaligus pada tahun 1905, Residen Surabaya melihat langsung ke lokasi kejadian. Setelah dilakukan pengamatan selanjutnya akan ditangani lebih intensif," sambung Eriyano W. Gilarsi bersama Sarkawi B. Husain.
"Selama tinggal di Trawas, Residen Surabaya mengagendakan kunjungan ke kebun kopi pemerintah sekitarnya, memberi edukasi untuk berhati-hati dan ikut menjaga sekaligus melindungi hutan sekitar," tulisnya.
Kemudian, melalui kasus kebakaran hebat di tahun 1925, sangat penting untuk melakukan reboisasi di daerah yang sudah terbakar habis pada kebakaran tahun 1921. "Dalam upaya mencegah kebakaran lebih lanjut, maka dilakukan langkah-langkah yang bersifat ekstensif," lanjutnya.
Baca Juga: Apa Jadinya Jika Terjadi Kebakaran Hutan pada Era Pandemi Ini?
Langkah ini dilakukan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat di semua daerah agar secara aktif bersama-sama ikut mencegah terjadinya kebakaran hutan mulai dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan.
Langkah ini disertai dengan pelatihan-pelatihan agar masyarakat bisa siap siaga apabila sewaktu-waktu ada hutan yang terbakar. Selain itu pembuatan jalur bebas api “gordel weg” juga dilakukan untuk mencegah kebakaran di hutan.
"Upaya penanggulangan dilakukan dengan membentuk tim khusus bernama De Bosch-brandweer sebagai wujud dari perhatian pemerintah terhadap kebakaran hutan yang terjadi sangat masif, sampai pada tahun 1929," pungkasnya.
De Bosch-brandweer menyusun strategi khusus dalam memadamkan api. Teknik pemadaman di masa itu, biasanya dilakukan dengan cara menyiram api dengan air dan pasir yang diambil dari gunung. Ada juga yang berupaya melokalisir api dengan cara membatasinya dengan tanah terbuka. Langkah ini mirip dengan sistem gordel weg.
Baca Juga: Spesies Ikonik Terancam Punah Setelah Kebakaran Hutan di Australia
Source | : | Jurnal Sejarah |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR