Populasi manusia di dunia sekarang sudah mencapai 8 miliar orang, memberi makan semuanya akan sangat sulit. Para ahli mengklaim jika manusia tidak mempunyai banyak pilihan selain menjadikan serangga, sebagai makanan masa depan.
Awal tahun ini, Organisasi Pangan Dunia (FAO) dari PBB merilis laporan yang menjelaskan serangga adalah makanan potensial manusia di masa depan. Serangga memiliki keuntungan lebih dibandingkan sumber makanan lain. Bahkan, FAO sudah memberikan aturan memakan serangga dengan sebutan "Entomophagy", untuk segera dipopulerkan.
Di balik penampilan menjijikannya, serangga memberikan nutrisi setara danging juga sumber protein. Menurut Dennis Oonincx, entomolog dari Wageningen University di Belanda, beternak serangga lebih murah dibanding binatang ternak lain, seperti sapi dan kambing.
"Saran jika memakan serangga lebih efisien sudah sering kami dengar, dan setelah kami melakukan percobaan, hasilnya memang memenuhi harapan."
Entomophagy bagi sebagian orang terdengar aneh, tetapi di selatan Afrika, ulat Mopani menjadi panganan yang populer. Begitu juga di Jepang, serangga air disana menjadi panganan yang khas, bahkan dikemas dengan tampilan bagus.
Di Indonesia, masyarakat Papua sudah memiliki kebiasaan mengonsumsi ulat sagu, bahkan secara mentah-mentah! Jadi, tinggal tunggu waktu sampai diet ini bisa populer di kalangan masyarakat luas.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR