5. Berpikir gigi berlubang bukan masalah besar
Anda mungkin berpikir bahwa mengobati gigi berlubang itu mudah. Namun, lubang gigi dapat memengaruhi anak sepanjang hidupnya. Gigi bayi yang sehat diperlukan untuk mempertahankan ruang untuk gigi dewasa. Mereka membantu rahang dapat tumbuh normal.
Jika lubang terinfeksi, hal itu dapat mempengaruhi perkembangan gigi dewasa. Jika ada abses, kata Banker, maka anak mungkin akan perlu disedasi untuk mengobatinya. Lubang gigi pada usia dini, terutama jika tidak diobati, juga dapat menyebabkan masalah dengan artikulasi bicara, kurang tidur, rendah diri, dan menurunkan performa di sekolah.
6. Tidak menggunakan fluorida
Tahun lalu, American Dental Association merevisi rekomendasi mereka. Asosiasi itu kini menganjurkan penggunaan pasta gigi berfluorida untuk anak usia 2 tahun ke bawah. Meskipun fluorida masih kontroversial, para ahli sepakat bahwa fluorida adalah cara terbaik untuk mencegah gigi berlubang.
Kuncinya adalah dosis yang tepat. Untuk anak-anak berusia 3 tahun ke bawah, gunakan fluorida setara sebutir beras, dan untuk anak-anak berusia 3 sampai 6 tahun, jumlahnya seukuran kacang.
7. Terlalu banyak minuman berenergi
Penyebab umum dari kerusakan gigi pada anak-anak yang lebih tua adalah kegemaran minum minuman berenergi yang sarat gula dan minuman bersoda. Dengan demikian, kata Banker, tidak ada kesempatan bagi mulut dan gigi untuk kembali ke pH yang normal. Jika Anda tidak dapat membujuk anak untuk menghilangkan kebiasaan itu, setidaknya buat aturan untuk membatasinya dan meminta mereka lebih banyak mengonsumsi air putih.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR