Eropa bertekuk lutut di bawah ratusan ribu pencari suaka Afrika dan Timur Tengah yang mencoba masuk ke Uni Eropa. Stasiun kereta api Keleti di Budapest ditutup pada Selasa (1/9) karena besarnya jumlah imigran yang berusaha pergi ke Jerman dari Hongaria. Pada akhir Agustus, 71 pencari suaka ditemukan tewas di dalam truk berpendingin di Austria. Jerman, sementara itu, memperkirakan 800.000 pencari suaka datang tahun ini.
Dalam menangani krisis, negara pulau kecil, Islandia menawarkan bantuan dengan jumlah terkecil, dengan setuju mengambil sebanyak 50 pencari suaka Suriah. Jumlah tersebut dinilai tidak cukup bagi penulis buku anak-anak populer Bryndis Björgvinsdóttir. Dia meluncurkan kampanye Facebook yang meminta orang-orang sebangsanya untuk membuka rumah mereka dan mendesak pemerintah berbuat lebih banyak, demikian dilaporkan The Telegraph. Dalam 24 jam, lebih dari 10.000 penduduk Islandia telah menawarkan rumah mereka bagi pencari suaka untuk tinggal. Perlu diketahui bahwa jumlah penduduk Islandia kurang dari 330.000.
“Saya pikir orang sudah cukup melihat berita dari Mediterania dan kamp-kamp pengungsu dari orang-orang yang hampir mati dan mereka menginginkan sesuatu dilakukan sekarang,” ujar Björgvinsdóttir di televisi publik Islandia, RUV dalam menanggapi dukungan yang luar biasa.
Hal ini nampakny menjadi kenyataan. “Saya seorang ibu tunggal dengan anak berusia 6 tahun…kita bisa mengambil anak yang membutuhkan. Saya seorang guru dan akan mengajarkan anak untuk berbicara, membaca dan menulis bahasa Islandia, dan menyesuaikan diri dengan masyarakat Islandia,” tulis salah satu pengguna Facebook. “Kamu memiliki pakaian, tempat tidur, mainan, dan segala sesuatu yang anak butuhkan. Saya tentu saja akan membayar untuk tiket pesawat.”
Pemerinta Islandia kini sedang meninjau tentang bagaimana cara menerima lebih banyak pencari suaka. Apa pun keputusan mereka, ada satu hal yang pasti: para imigran yang mereka ambil akan mendapat sambutan hangat.
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR