Tangan manusia berevolusi membentuk tinju yang lebih baik, seiring waktu. Seorang ahli biologi dari Utah berteori bahwa tangan manusia berubah dari generasi ke generasi untuk memukul.
Sebelumnya, sebuah sebuah teori mengatakan, telapak tangan dan jari tumbuh lebih pendek, dan ibu jari tumbuh lebih panjang selama ribuan tahun, guna memungkinkan manusia menggunakan alat-alat dengan lebih baik.
Dilaporkan oleh NY Daily, David Carrier, profesor fisiologi komparatif di Universitas Utah, tidak menolak teori tersebut, tapi dia menambahkannya teori baru. Dia mengatakan bahwa evolusi membawa manusia pada kemampuan yang diperlukan untuk mengalahkan musuh tanpa menyakiti diri sendiri.
Carrier dan rekan penelitiannya melakukan studi dengan menilai efek berbagai jenis pukulan, dari pukulan telapak tangan terbuka, tinju main-main, dan tinju sebenarnya dengan kekuatan penuh.
Hasil penelitian yang dilaporkan dalam edisi terbaru jurnal Experimental Biology ini menunjukkan, perubahan evolusioner bentuk tangan menjadikannya senjata yang lebih efektif.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa manusia dapat menyerang 55 persen lebih kuat dengan tinju, dibandingkan tamparan,” kata Carrier.
Dia melanjutkan, saat tangan membentuk tinju, tubuh juga bersiap menerima pukulan. Kemampuan ini membuat tubuh tidak merasakan sakit saat perkelahian.
Selain itu, evolusi yang sama juga membuat rahang manusia lebih siap menahan pukulan, yang menyimpulkan bahwa sebenarnya, manusia sejak lahir, dipersiapkan sebagai petarung.
Hal itu, ungkap Carrier, sebenarnya meresahkan. "Itu menunjukkan bahwa sebenarnya, manusia adalah makhluk buas," kata dia.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR