Dalam studi ini, para ilmuwan juga mempelajari pentingnya usia penghuni dan jenis pakaian yang dikenakan. Pada konsentrasi ozon yang konstan, tingkat emisi aerosol nanocluster lebih tinggi dengan luas permukaan kulit yang terbuka lebih besar. Mereka juga menemukan bahwa remaja lebih mungkin untuk memancarkan aerosol nanocluster daripada manula dan dewasa muda.
“Kontribusi utama penelitian kami adalah menunjukkan, untuk pertama kalinya, bahwa emisi aerosol nanocluster berasal langsung dari sekresi lipid kulit di area dalam ruangan di mana ozon berada. Meskipun dampak kesehatan spesifik dari partikel-partikel ini tidak diketahui, partikel-partikel ini dapat tumbuh menjadi partikel yang lebih besar yang terkait dengan masalah kesehatan karena penetrasinya yang dalam ke paru-paru manusia dan bahkan transportasi saraf ke otak,” tutur Linia, seperti dilansir Tech Explorist.
“Itu cukup signifikan untuk menjamin studi lebih lanjut tentang bagaimana konsentrasi ozon memengaruhi emisi ini. Menarik juga untuk melihat apakah menyentuh sidik jari benda yang kita tinggalkan berkontribusi pada emisi ini. Atau jika rutinitas perawatan pribadi, atau bahkan produk perawatan pribadi juga ikut berperan. Sementara itu, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah mengurangi tingkat ozon di gedung-gedung kita,” pungkasnya.
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR