Terdapat dua kelompok peneliti yang meneliti hutan belajar di Eropa, sedang kelompok yang satu meneliti hutan lainnya di seluruh dunia. Mereka telah menemukan bahwa pengelolaan hutan mungkin bukan menjadi jawaban untuk memperlambat pemanasan global yang diharapkan banyak rang. Menurut merek hutan memiliki dampak iklim lain yang tidak diperkirakan ketika membuat prediksi iklim global. Kedua kelompok telah menerbitkan makalah yang menjelaskan studi dan temuan mereka dalam jurnal Science.
Pada studi pertama, tim yang terdiri dari para peneliti Prancis memperoleh data historis yang menggambarkan jumlah dan jenis pohon di Eropa kembali pada tahun 1750. Mereka kemudian menggunakan informasi tersebut untuk membuat sebuah model yang menunjukkan bahwa hutan memiliki dampak pada perubahan iklim. Ini memungkinkan mereka untuk melihat hilangnya hutan secara dramatis dalam tahun-tahun awal, yang terjadi selama hampir satu abad.
Kemudian, karena lebih banyak makanan yang diimpor ke Eropa, hutan mulai pulih. Keberhasilan ini berarti bahwa beberapa jenis pohon yang disukai orang lain untuk alasan komersial. Hal ini menyebabkan perpindahan dari persentase besar pohon berdaun lebar dengan runjung, yang dicatat para peneliti, tahan terhadap lebih banyak karbon, tapi karena mereka telah dipanen karbon telah dirilis.
Mereka juga menemukan bahwa pohon cemara memiliki jarum bukan daun, dan karena mereka lebih gelap, telah terjadi perubahan signifikan dalam evapotranspirasi dan albedo, menyebabkan suhu di wilayah hutan meningkat. Temuan ini, menunjukkan model yang berarti bahwa pengelolaan hutan di Eropa telah berkontribusi terhadap pemanasan lingkungan daripada menguranginya.
Dalam studi kedua, sepasang peneliti (Ramdane Alkama dan Alessandro Cescatti) bersama Institut Komisi Eropa untuk Lingkungan dan Keberlanjutan mempelajari data satelit yang menunjukkan kedua tutupan hutan dan suhu permukaan lahan global. Mereka menemukan bahwa hilangnya hutan menyebabkan peningkatan suhu diurnal variasi di daerah deforestasi, yang cenderung mengarah pada kenaikan suhu udara rata-rata dan maksimal. Hal ini juga menyebabkan sejumlah besar pemanasan, bila dibandingkan dengan emisi karbon dioksida dari perubahan penggunaan lahan.
Secara bersama-sama dua studi ini menunjukkan bahwa pengelolaan hutan jauh lebih kompleks daripada yang telah diyakini dapat mengubah jenis pohon, atau penggundulan hutan dapat langsung menyebabkan pemanasan. Inisiatif pengelolaan untuk masa depan perlu diambil, seperti seperti pertimbangan jika tujuannya adalah dampak iklim yang positif.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR