Nationalgeographic.co.id - Tembok Besar Tiongkok dibangun selama dua milenium untuk memperkuat perbatasan utara Tiongkok. Tembok raksasa ini terbuat dari beberapa dinding yang tumpang tindih yang sejajar satu sama lain.
Secara kolektif, salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini membentang lebih dari 21.000 kilometer, lebih dari setengah keliling Bumi. Namun apakah tembok yang panjang ini, dengan ketinggian rata-rata 7,8 meter, benar-benar melindungi Tiongkok dari dunia luar?
Jawabannya sangat tergantung pada bagaimana Anda mendefinisikan keberhasilan dan kegagalan tembok itu. Orang Tiongkok membangun tembok sebagai mahakarya arsitektur pertahanan. Sementara tentara Tiongkok, yang mengendalikan tembok ini, membantu menggagalkan serangan musuh. Berkat para tentara, Tembok Besar sama sekali tidak bisa ditembus. Dengan kata lain, terkadang itu membantu melindungi Tiongkok dan terkadang tidak.
Di sisi lain, Tembok Besar juga merupakan bukti kejayaan Kekaisaran Tiongkok, keahlian arsitektur dan kecakapan Teknik. Bahkan Partai Komunis yang berkuasa telah mengadopsi tembok sebagai simbol patriotik.
Baca Juga: Saat Kebiri Jadi Alat untuk Mendapatkan Posisi Kasim di Tiongkok
Orang Tiongkok mulai membangun tembok di ujung utara negara itu sekitar tahun 700 SM. Akan tetapi, proyek ini baru benar-benar dikerjakan setelah Qin Shi Huang menyatukan negara-negara Tiongkok yang bertikai pada tahun 221 SM.
Ia mengarahkan para petani untuk menghubungkan benteng-benteng yang sudah ada sebelumnya. Tujuannya untuk melindungi kerajaannya yang sedang berkembang dari berbagai suku nomaden di wilayah Mongolia.
Kaisar selanjutnya memperluas dan memperkuat tembok, menambahkan menara suar, yang berfungsi untuk mengirim pesan tentang serangan musuh. Baru pada tahun 1300-an tembok ini diselesaikan, sama seperti yang dapat kita lihat sekarang ini.
Tembok itu membantu Kekaisaran Tiongkok mempersiapkan invasi, mengulur waktu bagi pasukan Tiongkok bergerak. Menurut buku The Great Wall of China From History to Myth, tembok ini juga digunakan untuk memerangkap musuh. Pada 1428, misalnya, seorang jenderal Tiongkok berhasil memaksa tentara Mongol ke tembok. Tentara Mongol pun terjebak tanpa jalan keluar dan dikalahkan.
Namun Tembok Besar ternyata tidak menjamin keamanan, berlawanan dengan tujuan awal pembangunannya. Ada beberapa bagian di mana tembok tidak saling menyambung. Tembok ini awalnya digunakan untuk memperkuat pertahanan di mana geografinya tidak terlalu menantang untuk dilintasi tentara. Jadi hanya dibangun di beberapa titik saja. Ini memudahkan penyusup untuk masuk melalui titik tertentu yang lemah. Salah satu kegagalan tembok yang paling terkenal yang menyebabkan kejatuhan dinasti.
“Tembok ini memberikan sedikit perlindungan atau bahkan tidak sama sekali bagi Dinasti Ming yang paling berjasa dalam pembangunan,” kata Julia Lovell. Ia merupakan profesor sejarah dan sastra Tiongkok modern di Birkbeck, University of London.
Seorang jenderal Tiongkok berkhianat dengan membuka gerbang untuk membiarkan pasukan Manchu masuk. Manchu berkuasa dan mendirikan dinasti Qing pada tahun 1644, yang berlangsung hingga tahun 1912.
Baca Juga: Penemuan Mumi Perempuan Singkap Gaya Hidup Zaman Dinasti Ming
Karena kesalahahan fatal, Tembok Besar dianggap sebagai "kebodohan strategis yang sangat mahal," kata Lovell. Ini terjadi di abad ke-19.
Persepsi negatif ini bertahan cukup lama. Bayangkan berapa banyak orang dan tenaga yang dikeluarkan untuk membangun tembok ini selama bertahun-tahun. Namun pada akhirnya menjadi simbol kejatuhan dinasti.
Namun di tahun 1912 dilakukan rehabilitasi untuk ‘nama baik’ Tembok Besar Tiongkok. Saat itu, revolusi nasionalis menggulingkan kaisar Qing terakhir dan mendirikan sebuah republik.
Para pemimpin baru mencari cara untuk menyatukan negara yang luas dengan banyak budaya yang berbeda. Mereka mencari-cari simbol untuk menciptakan identitas nasional baru.
Tembok Besar adalah contoh sempurna dari apa yang dapat dicapai melalui persatuan. Ini merupakan salah satu proyek konstruksi terbesar di dunia yang dibangun oleh para pekerja keras Tiongkok.
Ketika komunis mengambil alih pada tahun 1949, narasi yang sama cocok dengan ideologi politik mereka. Keberhasilan tembok modern terletak pada nilai simbolis yang sama.
Simbolisme Tembok Besar Tiongkok sangat penting. Ini adalah kekuatannya yang nyata dan abadi.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR