Pada abad 16 matematikawan dan filsuf Rene Descartes berpikir bahwa binatang hanyalah sebuah mesin berdarah yang tidak memiliki pikiran dan harapan. Sebuah studi menyebutkan bahwa hewan juga memiliki rasa empati empati. Mereka memiliki proses berpikir, perasaan, koneksi sosial bahkan empati terhadap sesamanya walaupun tidak sekompleks logika dan perasaan manusia.
Sebuah foto yang berhasil diabadikan oleh Charles Foley dari Wildlife Conservation Society memperlihatkan bahwa gajah memiliki beberapa ritual kelompok yang paling rumit dari setiap hewan. Ketika salah satu anggota dari pasukan gajah mati, mereka yang ditinggalkan akan berkabung. Anggota gajah yang mati akan “dikubur" tubuhnya dengan daun dan rumput. Sementara para kawanan gajah yang lain menjaga mayat gajah yang mati selama seminggu.
Sama halnya seperti manusia, gajah juga mengunjungi makam kawanan gajah yang telah mati mendahului mereka. Gajah yang masih hidup akan mengunjungi tulang gajah yang telah mati selama bertahun mendatang.
Selain gajah, mahkluk yang dianggap menjijikan dan jorok seperti tikus nyatanya juga memiliki empati satu sama lain. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 1958, seekor tikus menolak melakukan jebakan kepada tikus lain untuk masuk jebakan yang terdapat makanan di dalamnya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tikus memiliki rasa empati dan kasih sayang untuk sesama mereka. Studi lain yang dipublikasikan pada 2006 dalam Science Journal menemukan bahwa tikus akan meringis ketika kawanan mereka sakit.
Berbeda dengan gajah dan tikus, lumba-lumba bahkan dapat menunjukkan kepedulian dan kasih sayang tidak hanya kepada spesiesnya. Beberapa lumba-lumba telah berlatih untuk bertindak secara baik dengan menyelamatkan perenang dari ancaman seekor hiu. Kawanan lumba-lumba bahkan dapat membimbing paus terdampar untuk kembali ke laut. Seperti juga manusia, lumba-lumba mengerti akan “balas budi” sesederhana jika kita menempelkan hidung atau pipi ke moncong lumba-lumba maka mereka akan meresponnya dengan baik pula.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR