Sebuah studi baru menunjukkan permukaan air laut akan naik lebih tinggi dari yang diyakini sebelumnya menjelang akhir abad ini, karena es yang mencair dengan cepat dari Antartika. (Baca : Peningkatan Level Air Laut, Risiko yang Mengintai Proyek Reklamasi)
Menggunakan model komputer yang canggih, peneliti Amerika Rob DeConto dan David Pollard mendapati bahwa dengan tingkat emisi gas rumah kaca saat ini, lautan di dunia akan naik hampir dua meter pada tahun 2100, dan sekitar 15 meter pada tahun 2500.
Sebaliknya, laporan terbaru dari Panel Antar pemerintah PBB tentang Perubahan Iklim telah meramalkan permukaan air laut akan naik hanya di bawah satu meter menjelang tahun 2100, terutama karena air laut yang memanas, dan gletser serta bongkahan es di Greenland yang mencair.
Jika prediksi DeConto dan Pollard yang diterbitkan dalam jurnal Nature itu benar, banyak daerah pesisir, seperti Florida selatan dan New Orleans di Amerika Serikat, kota Shanghai, dan Bangladesh bisa terancam oleh naiknya permukaan laut.
Kedua peneliti itu mempelajari dua periode pemanasan global sebelumnya, mulai tiga juta tahun yang lalu dan 125.000 tahun yang lalu, untuk menemukan bagaimana dan mengapa terjadi pencairan di benua kutub selatan itu.
(Baca pula : Tingkat Permukaan Air Meningkat Lebih Banyak dari Perkiraan)
Mereka mendapati bahwa gumpalan es raksasa itu bisa tidak stabil karena air hangat di atas lapisan es Antartika, menyebabkan pecahnya gumpalan itu runtuhnya tebing es raksasa yang menjulang jauh di atas permukaan laut.[lt/lt]
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR