Paparan polusi udara dalam jangka panjang berdampak secara langsung bagi kesehatan. Selain mengganggu kesehatan saluran pernapasan, polusi udara juga memicu kanker. (Baca : Polusi Hasil Pembakaran Batu Bara Paling Berbahaya)
Menurut dokter bagian instalasi deteksi dini Rumah Sakit Kanker Dharmais, Hardina Sabrina, dalam rangkaian acara peringatan Hari Bumi, Jumat (22/4), seperti dikutip Harian Kompas, kondisi lingkungan tak sehat menjadi salah satu faktor risiko kanker. Hal itu terutama terkait paparan asap rokok dan emisi gas kendaraan.
Udara yang terhirup akan masuk ke dalam sel-sel tubuh sehingga dalam jangka panjang meningkatkan risiko kanker. Karena itu, saat bepergian, warga dianjurkan menggunakan masker dan pakaian tertutup, terutama pada pukul 10.00-15.00.
Menurut evaluasi mutu udara perkotaan pada 40 kota di Tanah Air tahun 2015, indeks rata-rata mutu udara 83,53. Itu bisa ditingkatkan signifikan jika mutu bahan bakar diperbaiki. (Baca pula : 160 Juta Orang Amerika Hirup Udara Tak Sehat)
Sumber emisi kota yang 80 persen dari sektor transportasi bisa ditekan dengan meningkatkan layanan transportasi umum, menyediakan sarana pedestrian, dan angkutan ramah lingkungan (Kompas, 18 Desember 2015).
Berbagai penelitian telah mengungkapkan bahaya polusi udara. Selain kanker, polusi udara juga mempercepat penurunan volume otak sehingga kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru juga ikut menurun.
Polutan yang sering terhirup juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Pada anak-anak, polusi udara akan memperburuk dan meningkatkan risiko asma.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR