Hingga hari ini, sains masih menjadi bidang yang sangat didominasi oleh pria. Namun, Fabiola Gianotti yang menjabat sebagai Director General di Organisasi Eropa untuk Penelitian Nuklir (CERN) membuktikan bahwa wanita juga memiliki kesempatan yang sama di bidang ini.
Fisikawan Italia ini menjadi wanita pertama untuk memegang posisi tersebut dan rekornya telah dibuktikan di tahun 2012, ketika dia menjadi salah satu dari fisikawan yang mengubah sejarah dengan penemuan Higgs Boson.
Baru-baru ini Huffington Post melakukan wawancara dengan Gianotti mengenai perannya yang baru dan manfaatnya bagi wanita secara luas. (Baca : Kikis Ketimpangan Jender dalam Sains lewat Kebijakan)
“Aku sangat senang jika dalam peranku ini, aku dapat berkontribusi untuk mendorong wanita-wanita muda mengambil pekerjaan dalam riset sains, dengan kepastian bahwa mereka memiliki kesempatan yang sama dengan pria,” katanya.
Ketika ditanya mengenai kesenjangan jender dalam sains secara umum dan terutama fisika, Gianotti merespon, “Tidak ada perbedaan kemampuan di antara pria dan wanita, pastinya. Dan dalam pengalamanku, semakin beragam sebuah tim, dia akan semakin kuat.”
“Ada pertanyaan mengenai kurangnya teladan, dan pertanyaan untuk membuat tempat kerja lebih ramah terhadap keluarga. Kita harus memperbolehkah orangtua, pria maupun wanita, untuk beristirahat dan mengurus keluarganya. Kita juga perlu memberi bantuan terhadap orangtua melalui infrastruktur dan fasilitas,” urainya.
Mengenai posisinya, Gianotti berkomentar, “Peranku yang baru ini sangatlah menarik dan menstimulasi, dan aku merasa sangat terhormat karena mendapatkan tawaran ini.” (Baca pula : Presiden Turki: Wanita Tak Setara dengan Pria)
“Hari-hari terasa sangat panjang dan padat, dan aku belajar banyak hal. Tidak ada hal yang lebih memuaskan daripada belajar,” pungkasnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR