William Gadoury tidak terlalu menghiraukan kritik ilmiah dan tetap merencanakan sebuah ekspedisi ke Meksiko untuk menemukan kota yang disebutnya K\'aak Chi, atau "Mulut Api”.
Pada awal Mei tahun ini, seorang remaja Kanada memicu kegilaan global dengan berita bahwa ia mengetahui letak kota Maya di hutan Meksiko. Padahal ia tidak pernah meninggalkan negara asalnya.
Menurut laporan awal, William Gadoury dari Québec mampu menemukan posisi kota yang hilang ini setelah menyelaraskan lebih dari 100 kota-kota Maya pada rasi bintang modern. Dari hasil temuannya ini, banyak masyarakat arkeologi menolak kesimpulannya. Tetapi ada juga yang kagum akan kreativitas dan kemampuan teknis yang dia diterapkan untuk penelitiannya.
Karena penemuannya ini, bahkan Gadoury memenangkan medali emas di Science Fair Kanada. Ia juga telah menerima undangan untuk berpartisipasi dalam Kontes Uni Eropa untuk Ilmuwan Muda pada bulan September.
Baru-baru ini Gadoury melakukan perjalanan sekolah ke Washington, DC, di mana National Geographic memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya. Inilah hasil wawancara wartawan National Geographic, Kristin Romey.
Anda menerima banyak kritik dari ilmuwan tentang teori Anda yang menyatakan bahwa Kota Maya dibangun sesuai dengan konstelasi modern. Salah satu peneliti Kota Maya bahkan menyebutnya "ilmu sampah." Bagaimana Anda menangani itu?
Hanya menerima, saya kira. Aku tahu itu tidak baik ketika saya tidak bisa menerima kritikan. Tetapi mereka hanya membantu saya dalam memajukan penelitian.
Ketika laporan penelitian Anda masuk berita, pasti banyak wartawan mencoba menghubungi Anda, bukan?
Oh ya, orang terus-menerus menelepon. Dan aku juga mendapat sekitar 400 atau 500 email. Ibu saya membantu untuk mengelola segala sesuatu.
Jadi kritikan tersebut tidak akan menghentikan Anda untuk melanjutkan penelitian?
Tidak tidak.
Bidang ilmu apa yang ingin Anda dalami?
Astronomi atau arkeologi. Aku belum yakin.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR