Pada 24 Mei lalu, Norwegia berkomitmen untuk tidak melakukan penebangan hutan atau deforestasi. Hal ini menjadi sebuah hal penting dalam memperjuangkan perlindungan terhadap hutan hujan. Norwegia pun resmi menjadi negara pertama yang melarang penebangan hutan.
(Baca : Norwegia Tunggu Sikap Pemerintah Mengenai Kelanjutan REDD)
Nils Hermann Ranum dari Rainforest Foundation Norway, mengatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, sebagian perusahaan telah berkomitmen untuk menghentikan pengadaan barang yang terkait dengan perusakan hutan hujan. Namun, hingga ini, hal tersebut belum diimbangi dengan komitmen yang sama dari pemerintah.
Kini pemerintah Norwegia ikut mengambil langkah dan membuat tuntutan yang sama ke pengadaan publik, dimana ini sangat positif. Yayasan ini juga sudah berkampanye selama bertahun-tahun untuk mewujudkan sebuah aksi nyata. (Baca juga : Mobil Nol Emisi di Norwegia Menangkan Pangsa Pasar Terbesar Dunia)
Pada konferensi tingkat tinggi iklim PBB tahun 2014 di New York, Norwegia, Jerman, dan Inggris berjanji mempromosikan komitmen nasional yang mendorong deforestasi, dimana bebas rantai persediaan, melalui kebijakan pengadaan publik dan berkelanjutan sumber produk, seperti minyak sawit, kedelai, daging sapi, dan kayu.
Menurut Climate Action, produksi kelapa sawit, kedelai, daging sapi, dan produk kayu di tujuh negara dengan laju deforestasi yang tinggi (Argentina, Bolivia, Brazil, Paraguay, Indonesia, Malaysia, dan Papua Nugini) berkontribusi 40% dari total deforestasi daerah tropis dan 44% dari emisi karbon yang terkait antara tahun 2000-2011.
(Baca pula : Berkendara Melintasi \'Atap Norwegia\')
Tahun 2015, Amerika Selatan mengurangi deforestasi 75%, yang menghemat lebih dari 33.000 mil persegi hutan dan menjaga 3,2 miliar ton karbon dioksida. Negara-negara lain harus mengikuti kepemimpinan Norwegia dan mengadopsi komitmen nol deforestasi.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR