Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Bandara Atarturk bukan kali pertamanya dihadapi oleh Turki. Sepanjang tahun 2016, negara berbendera merah dengan lambang bulan dan bintang tersebut telah mengalami serangan terorisme sebanyak delapan kali.
Awal tahun, tepatnya 12 Januari lalu, kota Instanbul medapatkan serangan bom bunuh diri dari seorang yang diketahui sebagai militan ISIS. Peristiwa tersebut menewaskan 13 orang serta melukai 15 orang.
Lihat juga: Melongok Penjara Mewah untuk Terpidana Teroris di Arab Saudi
Pada bulan Februari, sebuah bom yang ditujukan pada mobil militer meledak di Ankara. Pelaku bom tersebut hingga saat ini belum diketahui secara jelas. Aksi ini menewaskan 29 orang.
Maret menjadi bulan yang dipenuhi aksi peledakan bom. Sebanyak tiga kali peristiwa serangan bom terjadi dalam kurun waktu tiga hari dengan pelaku yang berbeda-beda. Dalam sebulan, serangan bom telah memakan puluhan nyawa.
Simak juga: ISIS Kembangkan Bom Berteknologi Otonomos
Aksi terorisme kembali terjadi di bulan Juni. Terdapat dua kali serangan bom yang terjadi Midyat dan Instanbul. Serangan bom terjadi di waktu yang berbeda dan menyasar pada bangunan bersejarah dan pos polisi.
Setelah serentetan aksi terorisme sepanjang 2016, muncul tanda tanya terkait negara Turki. Mengapa negara tersebut terus menerus menerima serangan bom, baik dari dalam maupun luar.
Turki sebelumnya merupakan sebuah negara Islam. Namun pemerintah Turki melakukan amandemen pada Undang-Undang Dasar 1942 empat tahun setelah diresmikan. Pemerintah pun akhirnya menghapus Islam sebagai agama resmi negara tersebut.
Lihat juga: Mengenal Ciri-ciri Pelaku Bom Bunuh Diri
Para sejarawan memandang langkah yang diambil oleh Turki tersebut untuk menunjukkan bahwa mereka adalah negara yang modern, demokratis, dan sekuler. Konstitusi tersebut mencoba memperlihatkan Turki tidak menonjolkan agama apapun dalam diri masyarakatnya.
Mayoritas penduduk Turki menganut agama Muslim Sunni. Selain agama itu, terdapat penganut agama Alevi, sebuah aliran Syiah, Sufi, dan tradisi Anatolia. Hampir 100.000 penduduknya menganut agama Kristen maupun Yahudi.
ISIS yang notabene merupakan sebuah organisasi dengan misi dan visi membangun negara Islam di wilayah timur tengah melihat hal tersebut sebagai sebuah ancaman. Apa hal tersebut yang menjadi kemungkinan serangan terorisme menghujani negara Turki? Kita lihat perkembangannya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR