Mungkin beberapa orang tua, khusus seorang ibu merasa senang melihat putri kecilnya dapat berdandan alias memakaimake up. Mereka menganggap bahwa hal itu salah satu bentuk dari kemajuan kecerdasan anak. Padahal, menggunakan make up bukan hanya berdampak buruk bagi kulit si kecil, namun juga psikologis. Berikut ini adalah dampak penggunaanmake up terhadap psikologis anak.
Para ahli mengkhawatirkan, anak-anak yang menggunakan make up dapat membuat mereka menjadi remaja lebih awal. Mereka mulai berperilaku dan menganggap diri mereka sebagai remaja atau orang dewasa yang matang. Hal inilah yang seharusnya perlu diketahui bahkan diwaspadai oleh para orang tua
Dr Kersi Chavda, konsultan psikiater dari Hinduja Healthcare Surgical, Khar, menjelaskan, telah terjadi perubahan definisi usia remaja, yang semula 13-14 tahun menjadi menurun atau lebih muda. Hal itu membuat mereka yang masih berusia anak-anak melakukan perubahan nyata dalam cara berpakaian dan menampilkan diri.
Lanjut Chavda, alasan anak-anak senang menggunakan make up bisa jadi karena mereka merasa tidak senang atau kurang percaya diri dengan penampilan alami mereka, sehingga memaksa memakai make up.
Hampir sama dengan Chavda, Seema Hingorrany, psikolog klinis dan penulis, mengatakan, memakaimake up secara teratur pada usia yang jauh lebih muda dapat mendistorsi identitas anak. Para orang tua sebaiknya, memberitahu kepada anak-anaknya bahwa rasa percaya diri dan harga diri datang dari cara mereka membawa diri, bukan dari cara mereka melihat.
“Mereka menilai bahwa orang lain menilai diri mereka dari cara berpakaian dan make up yang digunakan,” tambah dr Parul Tank, psikiater dan terapis.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR