Air merupakan nutrisi penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup. Sekitar 60 persen tubuh kita terdiri dari air. Air berperan penting dalam metabolisme tubuh kita, mulai dari memepertahankan suhu tubuh, mengangkut sari-sari makanan, hormon dan zat lainnya, sebagai pelumas, menjaga agar otak tetap terhidrasi, dan masih banyak lagi.
Kita bisa hidup selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya sanggup bertahan beberapa hari tanpa air. Rasa haus, merupakan sinyal dari otak yang memberitahukan kita bahwa darah terlalu asin, dan mendorong kita untuk mengkonsumsi air. Rasa haus memiliki peranan penting untuk menjaga kita tetap hidup.
Ada banyak hal yang bisa membuat kita kehilangan cairan: berkeringat, bernapas, buang air, menangis, dan lain-lain. Cairan yang keluar tersebut, harus segera digantikan oleh cairan yang baru. Kekurangan asupan cairan akan menimbulkan berbagai masalah dalam tubuh kita. Kekurangan air satu persen berat badan saja sudah mengganggu kerja otak dan kemampuan berpikir. Kemudian, jika kurang dua persen berat badan, bisa mengakibatkan penurunan konsentrasi dan daya ingat sesaat.
Kekurangan cairan dapat membahayakan tubuh kita, lantas bagaimana dengan kelebihan cairan?
Terlalu banyak mengasup cairan dapat menyebabkan hiponatremia atau pengenceran darah. Dalam kondisi ini, konsentrasi garam dalam darah berada dibawah batas normal.
Beberapa kasus hiponatremia dapat menyebabkan keracunan air, yang gejalanya mencakup sakit kepala, lelah, mual, muntah, sering buang air kecil dan disorientasi mental.
“Selain itu, hiponatremia berat juga dapat menyebabkan masuknya air ke dalam sel-sel otak dan memicu pembengkakan otak. Kondisi ini dapat mengakibatkan kejang, koma, gangguan pernafasan, gangguan pada batang otak bahkan kematian,” kata M. Amin Arnaout, Kepala nefrologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Harvard Medical School.
Meski demikian, keracunan air tidak begitu saja terjadi ketika kita minum terlalu banyak air. “Keracunan air biasanya merupakan kombinasi dari asupan cairan berlebih dan peningkatan sekresi hormon antidiuretik,” ujar Joseph Verbalis, Kepala Departemen Kedokteran di Georgetown University Medical Center.
Hormon antidiuretik dihasilkan oleh hipotalamus dan disekresikan ke dalam aliran darah oleh kelenjar pituitari. Hormon ini menginstruksikan ginjal untuk menghemat air. Peningkatan sekresi biasa terjadi dalam periode stres fisik—selama maraton, misalnya—dan dapat menyebabkan tubuh menghemat air, bahkan jika kita minum dalam jumlah berlebihan.
“Saat berolahraga, Anda harus mengkonsumsi cairan sebanyak keringat yang keluar. Jika Anda berkeringat sebanyak 500 mililiter per jam, sebanyak itulah cairan yang harus Anda minum,” saran Verbalis.
Tetapi mengukur keringat yang keringat bukanlah hal yang mudah. Lantas, bagaimana kita menentukan sebanyak apa cairan yang harus kita minum?
Selama Anda sehat, masih memiliki rasa haus dan tidak terganggu oleh obat-obatan, ikuti saran Verbalis berikut: “Minumlah sampai rasa haus Anda hilang, itu adalah indikator terbaik.”
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR