Sampel meteorit Mars pertama kali dibuat bubuk dan mengalami perlakuan awal kimia yang kompleks. Para ilmuwan kemudian menggunakan spektrometer massa plasma multi-kolektor untuk mendeteksi sejumlah kecil isotop titanium, zirkonium, dan molibdenum. Kemudian, dengan melakukan simulasi komputer, para ilmuwan menghitung rasio di mana bahan bangunan yang ditemukan saat ini di chondrites berkarbon dan non-karbon harus telah dimasukkan ke Bumi dan Mars untuk mereproduksi komposisi terukur mereka. Dalam melakukannya, mereka mempertimbangkan dua fase pertambahan yang berbeda untuk menjelaskan sejarah yang berbeda dari isotop titanium dan zirkonium serta isotop molibdenum, masing-masing.
Tidak seperti titanium dan zirkonium, molibdenum terakumulasi terutama di inti planet logam. Jumlah kecil yang masih ditemukan saat ini di lapisan luar yang kaya silikat karena itu hanya dapat ditambahkan selama fase terakhir pertumbuhan planet ini.
Baca Juga: Temuan Dua Asteroid Bermateri Organik di Antara Mars dan Jupiter
Hasil para peneliti menunjukkan bahwa lapisan batuan terluar Bumi dan Mars memiliki sedikit kesamaan dengan chondrites karbon di luar tata surya. Mereka hanya menyumbang sekitar empat persen dari blok bangunan asli kedua planet.
“Jika Bumi dan Mars awal memiliki butiran debu yang bertambah dari luar tata surya, nilai ini seharusnya hampir sepuluh kali lebih tinggi,” kata Prof. Dr. Thorsten Kleine dari Universitas Münster, yang juga direktur di Institut Max Planck untuk penelitian tata surya di Göttingen. "Dengan demikian, kami tidak dapat mengonfirmasi teori pembentukan planet dalam ini," tambahnya.
“Komposisi Bumi dan Mars juga tidak sama persis dengan bahan chondrites non-karbon. Simulasi komputer menunjukkan bahwa jenis bahan bangunan lain yang berbeda juga pasti telah dimainkan. Komposisi isotop dari jenis bahan bangunan ketiga ini seperti yang disimpulkan oleh simulasi komputer kami menyiratkan bahwa itu pasti berasal dari wilayah terdalam tata surya.” kata Christoph Burkhardt.
“Temuan yang mengejutkan ini tidak mengubah konsekuensi penelitian terhadap teori pembentukan planet. Fakta bahwa Bumi dan Mars mengandung sebagian besar materi dari tata surya bagian dalam sangat cocok dengan pembentukan planet dari tabrakan benda-benda besar di tata surya bagian dalam,” pungkasnya.
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR