Gemuruh air terjun sungai bawah tanah itu menggema dalam Gua Pulejajar. Beberapa pejalan menyebutnya sebagai air terjun dalam gua yang paling menakjubkan di Yogyakarta. Selain air terjun yang memukau, dalam perut bumi ini juga mengalir sungai nan deras.
Suara gemuruh air terjun itu mengiringi lagu Indonesia Raya. Di bantaran dekat air terjun itu, warga Jepitu bersama beberapa pencinta alam dan penelusur gua asal Yogyakarta dan Solo memperingati Hari Kemerdekaan Republik yang ke-71. Air terjun membuat lagu kebangsaan itu terdengar sayup-sayup, namun mereka tetap menyanyikannya dengan khidmat. Bendera merah putih dibentangkan di depan mulut air terjun. Kemudian, salah seorang membacakan teks Proklamasi. Layaknya upacara bendera, mereka mengakhirinya dengan doa. Saat berdoa, sebagian pecinta alam dan penelusur gua tampak emosional. Mereka mengenang beberapa kawan seperjuangan yang sudah mendahului menghadap Tuhan.
Lokasi Gua Pulejajar berada di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul, Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta. Untuk mencapai lokasi air terjun tadi, mereka harus berjalan menelusuri gua bawah tanah sepanjang kurang lebih satu kilometer, yang ditempuh dalam dua jam. Mereka dapat mengakses mulut gua yang setinggi lima meter dengan mudah karena telah dipasang kawat dan tangga bambu. Selebihnya mereka harus melewati lorong horizontal yang becek dan pengap.
Keinginan menggelar upacara kemerdekaan di dalam Gua Pulejajar sejatinya tercetus setahun lalu, setelah air bersih yang selama ini didambakan warga bisa tersalurkan ke mulut gua. Akan tetapi, sederet kendala memaksa mereka untuk menggelarnya tahun ini.
Sejak tiga tahun silam, warga Jepitu—yang mendambakan air bersih—telah berikhtiar bersama para relawan penelusur gua dari Jakarta, Yogyakarta, dan Solo. Mereka berupaya mengalirkan sungai bawah tanah ke mulut gua. Penelitian debit air dan ketinggian tanah yang dilakukan para relawan menghasilkan gambaran yang memungkinkan air bersih dialirkan ke mulut gua. Semangat masyarakat untuk berswadaya pun bangkit mewujudkan impian mereka.
Kini, impian itu sudah terwujud. Air bersih mengalir di mulut gua lewat rangkaian pipa plastik yang disambung sepanjang kurang lebih1,5 kilometer. Airnya ditampung dalam bak-bak. Namun, mereka masih terkendala untuk mengalirkannya menuju desa yang berjarak sekitar lima kilometer dari mulut gua. Masalah lainnya, ada beda ketinggian antara mulut gua dan permukiman mereka yang terpaut 200 meter.
“Upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 ini, selain mengucap syukur karena air sudah mengalir di mulut gua, juga berharap agar ada sumbang pemikiran sehingga air dapat mengalir sampai di desa”, demikian Ruby, salah satu warga kampung yang bertugas sebagai inspektur upacara. Merdeka!
Sejarah Migrasi Manusia Modern di Indonesia Terungkap! Ada Perpindahan dari Papua ke Wallacea
Penulis | : | |
Editor | : | Silvita Agmasari |
KOMENTAR