Tradisi pergantian tahun dalam kalender Imlek, atau Sincia, sudah menjadi budaya Indonesia. Kemeriahannya menggelorakan suasana jantung pecinan hingga perumahan pinggiran. Lewat akun @NGTravelerID, para pejalan berbagi kesan dan cerita seputar perayaan Sincia di berbagai kota. Kionghi!
Kawan @dias_pratami mengisahkan suasana Imlek di kampung halamannya,
Sintang, Kalimantan Barat."Bagi kami yang bukan beretnik Tionghoa, perayaan Imlek adalah hiburan," ungkapnya.
Ia juga menuturkan bahwa keberadaan kelenteng sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat lokal. "Etnik Melayu, Dayak, dan Tionghoa hidup berdampingan dengan rukun di sana."
Di Semarang, Anda bisa menikmati suasana perayaan Sincia sekaligus berwisata kuliner di Pasar Semawis. "Di Semawis seru perayaannya. Kulinernya juga enak-enak," kicau @ArdiannArd.
Sementara itu, @rivaihidayat menyarankan untuk berkunjung ke kelenteng terbesar di Semarang, Klenteng Tay Kak Sie. Anda bisa mencoba Ciam Si, yaitu sarana meramal di kelenteng. "Di sebelah Tay Kak Sie terdapat salah satu lumpia yang paling enak di Semarang, yaitu Lumpia Gang Lombok," ujarnya.
Perayaan Sincia di pecinan Yogyakarta juga digelar meriah. @adamghifn mengatakan, "Tiap Imlek, ada Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) di Kampung Ketandan, Malioboro. Para pengunjung bisa berwisata kuliner dan memotret di sana."
Di Jakarta, Anda bisa menikmati keseruan perayaan Sincia di pecinan Glodok. "Datanglah pada malam menjelang Imlek. Kelenteng akan ramai sekali. Glodok akan jadi destinasi utama Imlek di Jakarta," kata @suci_rifani.
Ia menambahkan, sempatkan juga berkunjung ke Santa Maria de Fatima, gereja dengan arsitektur khas Tionghoa; dan repihan rumah Mayor Tionghoa terakhir di Batavia, Khouw Kim An. Satu hal yang harus diingat ketika berwisata budaya ke kawasan kelenteng, "Jangan sampai kehadiran kita mengganggu orang yang sedang beribadah," pungkas Suci.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR