Mengenal Aneurisma Aorta, Penyakit “Bom Waktu” yang Diderita Alm. Bondan Winarno
Rabu, 29 November 2017 | 14:35 WIB
Aneurisma aorta muncul akibat ada kelemahan pada dinding aorta. Kelemahan ini bisa terjadi karena bawaan lahir, atau bisa juga terjadi saat dewasa karena beberapa kondisi berikut ini:
Aterosklerosis Aterosklerosis adalah kondisi saat arteri rusak atau tersumbat. Pada kondisi ini, plak yang berasal dari kolesterol menempel di dinding pembuluh darah dan membuatnya jadi lemah. Selain jadi penyebab utama aneurisma aorta, aterosklerosis juga sering kali menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung.
Tekanan darah tinggi Tekanan darah yang tinggi memberi tekanan pada dindin aorta. Jika dibiarkan selama bertahun-tahun, tekanan ini bisa memicu penggelembungan dinding pembuluh darah.
Diabetes Diabetes yang tidak dikontrol dapat membuat kondisi aterosklerosis muncul lebih awal dan lebih parah, sehingga merusak pembuluh darah dan membuatnya jadi lemah, mudah diserang gangguan lain.
Nekrosis medial kistik Pada kondisi ini, lapisan medial pada pembuluh darah memburuk, dan ada lapisan abnormal yang melemahkan struktur pendukung dinding pembuluh darah. Ini biasanya terjadi pada beberapa penyakit keturunan seperti sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos. Terkadang juga muncul akibat penyakit katup jantung, atau saat hamil.
Aneurisma mikotik Terjadi saat ada bakteri yang masuk ke sistem pembuluh darah dan menyerang dinding pembuluh darah. Biasanya bakteri akan masuk melalui area yang sempat terluka atau yang lemah sejak lahir. Meski kini sudah mulai langka, di awal abad 20 salah satu penyebab utama kondisi ini adalah penyakit kelamin sipilis yang sudah parah.
Aneurisma inflamasi Kondisi inflamasi atau vaskulitis seperti psoriasis atau rheumatoid arthritis bisa memicu peradangan di dinding pembuluh darah. Jika tidak ditangani, ini akan membuat dinding aorta menjadi lemah.
Cedera Cedera yang memengaruhi bagian dada atau perut, misalnya saat kecelakaan kendaraan atau terjatuh dengan keras, dapat merusak bagian dari aorta, membuatnya lebih lemah dan lebih mudah mengalami penggelembungan.
Siapa saja yang berisiko mengalami aneurisma aorta?
Pada sebagian besar kasus, penyebab aneurisma aorta tidak diketahui. Namun, ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini, yaitu:
Berusia 55 tahun atau lebih tua
Jenis kelamin pria
Mengidap hipertensi alias tekanan darah tinggi
Merokok
Memiliki penyakit bawaan yang melemahkan pembuluh darah, misalnya sindrom Marfan
Ada riwayat aneurisma aorta di keluarga
Mengalami aterosklerosis
Aneurisma aorta abdominalis 5 kali lebih umum terjadi pada pria dibandingkan wanita. Aneurisma itu sendiri terjadi pada 3-9 pria dari 100, yang usianya di atas 50 tahun.
Bisakah kita mencegah aneurisma aorta?
Tidak ada obat yang bisa mencegah aneurisma aorta. Namun, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga pembuluh darah tetap sehat dan kuat.
Konsumsi makanan rendah lemak dan rendah kolesterol
Tingkatkan aktivitas tubuh: olahraga atau bergeraklah untuk meningkatkan detak jantung Anda, setidaknya 30 menit sehari
Apakah aneurisma aorta akan selalu berakhir dengan kematian?
Jika didiagnosis dengan segera dan dilakukan operasi untuk mengatasinya, banyak orang bisa sembuh seperti sedia kala. Namun, karena kondisi ini biasanya terjadi pada orang usia lanjut, proses penyembuhan bisa jadi sulit dan butuh waktu lama.
Jika aneurisma aorta tidak segera ditangani oleh dokter, ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi, dan efeknya bisa fatal:
Penggumpalan darah: Penggumpalan ini bisa menyumbat aliran darah ke bagian tubuh atau organ tertentu, yang menyebabkan organ tersebut berhenti berfungsi.
Perdarahan internal: Jika aneurisma pecah, akan terjadi perdarahan internal di dalam tubuh. Saat ini terjadi, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit karena bisa merenggut nyawa jika tidak ditangani.
Circulatory shock: Jika perdarahan terjadi cukup parah, tekanan darah akan turun drastis dan organ tubuh tidak akan menerima cukup darah sehingga tak bisa berfungsi dengan normal. Kondisi ini disebut “shock” dan bisa mengancam nyawa.
KOMENTAR