Selain kaya raya, ia juga seorang yang beriman, berpendidikan, dan filantropi. Mansa Musa dikenal sering memberikan hadiah kepada pejabat tinggi yang ditemuinya, termasuk Sultan Mesir.
Saat singgah di Kairo, ia memberikan begitu banyak emas kepada orang miskin sehingga menyebabkan inflasi massal di Mesir selama 12 tahun ke depan. Perjalanan itu juga memicu serangan angkatan laut Portugis di Mali yang akan dimulai pada abad ke-15.
Setelah kembali dari Mekah, Mansa Musa mulai merevitalisasi kota-kota di kerajaannya. Dia membangun masjid dan bangunan umum besar seperti Masjid Djinguereber yang legendaris di Timbuktu, yang masih berdiri hingga kini.
Dilansir dari The Week, dalam laman resminya, menyebut pada saat kematiannya, tanah miliknya diperkirakan bernilai $340 miliar dalam bentuk uang modern seperti yang dijumpai hari ini, itu berkisar hampir 2% dari total output ekonomi Amerika Serikat.
The Week menyebut kekayaannya dalam artikel yang dipublikasikan pada 1 Desember 2021, berjudul Who is the richest person of all time?: Mansa Musa I of Mali, Nicholas II of Russia and John D. Rockefeller are among the richest ever.
Meski belum dapat diketahui secara detil berapa jumlah kekayaannya saat Mansa Musa masih hidup, para sejarawan meyakini bahwa ialah orang yang paling kaya sepanjang sejarah.
Baca Juga: Kontradiksi Pangan Organik: Benarkah Ditakdirkan untuk Orang Kaya
Source | : | The Week UK,Boss Hunting |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR