Di pinggir kota Stockholms, bus mini yang menyetir diri sendiri ini dapat menjadi angkutan umum di masa depan. Bukannya mempunyai sopir, bus tersebut mempunyai yang disebut ‘penjaga,’ yang mengawasi kendaraan itu dan menutup pintu setelah penumpang menaikinya.
Peter Hafmar, direktur perusahaan Nobina Technology menjelaskan ”Kendaraan ini tidak mempunyai setir yang biasanya dimiliki bus, tidak ada dashboard, jadi bus ini mengemudikan dirinya. Dan tidak ada sopir, jadi si penjaga dapat turun tangan untuk menghentikan atau menghidupkan kendaraan.”
Bus tersebut menggunakan sensor yang memungkinkan kendaraan yang menyetir sendiri itu untuk melihat sekelilingnya, supaya kendaraan itu dapat dengan selamat menempuh jalan dengan benar dan tanpa benturan.
(Baca juga: Bus Kota London Gunakan Bahan Bakar dari Ampas Kopi)
Sekiranya ada orang yang melompat di depan kendaraan, bus tersebut melihat orang itu dan bereaksi terhadapnya, dengan melambat atau berhenti sama sekali.
Selama enam bulan, bus yang dipra-program itu akan mengangkut penumpang bolak-balik di jalan sepanjang satu setengah kilometer yang terletak di sebuah daerah perusahaan-perusahaan informasi dan komunikasi.
"Kendaraan ini akan membantu kita naik kendaraan bersama-sama dengan cara yang lebih baik, dari pintu ke pintu, dari perhentian bus ke kantor kita atau dari perhentian bus ke rumah kita,” kata Peter Hafmar.
(Baca juga: \'Transit Elevated Bus\', Masa Depan Transportasi Umum)
Dalam uji coba itu, bus akan berjalan dengan kecepatan yang tidak lebih dari 20 kilometer per jam.
Para penumpang menyukainya. Secara di luar dugaan mereka, bus itu berjalan dengan mulus tanpa guncangan.
“Komputer cenderung membuat lebih sedikit kesalahan daripada manusia, jadi kalau kita menurunkan lebih banyak robot ke dalam lalu lintas dan lebih sedikit manusia dalam lalu-lintas, saya kira jumlah kecelakaan maut dan kecelakaan lalu lintas pada umumnya akan berkurang,” kata Mattias Lind.
Artikel ini pernah tayang di voaindonesia.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR