Tidur adalah aktivitas yang pasti muncul dalam benak usai melewati rutinitas kerja yang melelahkan.
Sayangnya, meski kita telah mengalami hari yang luar biasa berat, sangat sulit untuk benar-benar beristirahat atau tidur nyenyak. Tentu saja, ini hanya membuat kita semakin lelah dan frustasi.
Semakin lelah, semakin sulit untuk tidur. Mencari tahu bagaimana bersantai setelah bekerja adalah hal penting agar kita bisa segera melepas rasa lelah dan siap menghadapi esok hari dengan kondisi prima.
Baca juga: Mungkinkah Gempa Aceh 2004 Terulang?
Kini, kita tak perlu lagi khawatir. Berdasarkan riset yang diterbitkan dalam Journal of Occupational Health Psychology, hal terbaik yang dapat dilakukan sebelum tidur adalah melupakan semua hal tentang pekerjaan dan mulai beristirahat.
Mengistirahatkan mental –– entah dalam bentuk latihan olahraga yang menyenangkan usai kerja atau meditasi selama 20 menit di ruang tamu –– dapat membantu menghilangkan stres dan hal negatif.
Inilah yang akhirnya membuat kita merasa lebih rileks secara mental sehingga bisa tidur dengan nyenyak.
Riset yang dipimpin oleh Caitlin Demsky dari Oakland University ini melakukan survei kepada hampir 700 peserta yang bekerja untuk Dinas Kehutanan AS. Periset juga meminta peserta menilai serangkaian faktor di hari kerja mereka.
Faktor tersebut meliputi perilaku kasar yang mereka alami dari rekan kerja, frekuensi pikiran negatif tentang pekerjaan, kemampuan untuk melepaskan diri dari pekerjaan dan ketenangan mental.
Setelah melalui semua prosedur peneltian, periset menemukan kaitan antara perasaan negatif dengan insomnia.
Peserta yang memiliki banyak perasaan negatif tentang pekerjaan, mengalami tingkat insomnia yang tinggi. Tapi, bagi orang-orang yang mampu meninggalkan perasaan negatifnya dengan aktivitas seperti yoga, misalnya, dapat tidur lebih mudah dan menikmati istirahat yang lebih baik secara keseluruhan.
Menurut penelitian, mendapatkan perlakuan buruk di tempat kerja juga menyebabkan sejumlah besar masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, peningkatan kelelahan, dan bahkan risiko tinggi terhadap penyakit jantung.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Citra Anastasia |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR