Baca Juga: Alih-alih Damai, Penikaman Julius Caesar Sebabkan Rebutan Kuasa Romawi
Baca Juga: Kisah Augustus, Kaisar Romawi yang Merupakan Anak Angkat Julius Caesar
Baca Juga: Mengenal Ragam Toga dan Stola, Pakaian Khas Orang Romawi Kuno
Studi ini meneliti bagaimana iklim memengaruhi masyarakat kuno, kata Joseph Manning, profesor klasik dan sejarah di Universitas Yale.
Namun, sementara studi baru meletakkan "dasar yang baik" untuk hipotesis pembunuhan karena curah hujan, para peneliti memiliki jalan panjang untuk mendukung gagasan ini, ungkap Manning. Sebagai permulaan, relatif mudah untuk menemukan korelasi antara dua hal menggunakan statistik, katanya. "Mereka melakukan pekerjaan statistik yang cukup bagus, tetapi bagaimana Anda tahu jika Anda memiliki mekanisme yang benar?"
Dengan kata lain, korelasi tidak sama dengan sebab akibat, kata Manning. Karena itu, diperlukan upaya menggali hipotesis ini untuk menentukan apakah data iklim benar-benar cocok dengan tanggal pembunuhan.
Hipotesis "kedengarannya masuk akal," kata Jonathan Conant, seorang profesor sejarah di Brown University. Tetapi sementara hujan mungkin berperan, begitu juga faktor-faktor lain, imbuh Conant. Misalnya, sebagian besar pembunuhan Roma terjadi pada abad ke-3 M. Pada saat ini, Kekaisaran Romawi mengalami inflasi besar-besaran, wabah penyakit, dan perang eksternal. Semua ini berdampak pada stabilitas kekaisaran, kata Conant.
Conant menuturkan, "Bagi saya, hipotesis pembunuhan dan hujan menambahkan lapisan kompleksitas dan nuansa lain pada pemahaman kita tentang sejarah politik Kekaisaran Romawi."
Source | : | World History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR