Bagaimana pengurbanan manusia dilakukan? Wats menuturkan, “Ini bisa terjadi dalam beragam bentuk.” Termasuk pencekikan, pemukulan, pembakaran, penguburan, penenggelaman, dihancurkan di bawah sampan yang baru dibangun. Sebagian korban bahkan digulingkan dari atap dan kemudian dipenggal.
Di Austronesia, pengurbanan manusia adalah hal yang biasa dalam budaya dengan sistem kelas yang ketat. Namun langka dalam budaya egaliter. Ini adalah korelasi yang menarik, tapi tidak memberi tahu informasi apakah pengurbanan manusia berfungsi untuk membangun sistem kelas sosial. Atau sebaliknya, apakah sistem kelas sosial menyebabkan pengurbanan manusia.
Dimanfaatkan oleh para elit
“Kami merekonstruksi prasejarah Austronesia dan menguji bagaimana pengurbanan manusia serta struktur sosial berevolusi,” jelas Watts.
Rekonstruksi ini dapat menguji apakah pengurbanan manusia terkait dengan sistem kelas sosial. Selain itu juga mendapatkan arah kausalitas berdasarkan apakah pengurbanan manusia cenderung muncul sebelum atau sesudah sistem kelas sosial.
Hasil penelitian Watts menunjukkan bahwa pengurbanan manusia cenderung mendahului sistem kelas yang ketat dan membantu membangunnya. Terlebih lagi, pengurbanan manusia membuat budaya sulit untuk menjadi egaliter lagi.
Ini memberikan dukungan kuat untuk hipotesis kontrol sosial pengurbanan manusia.
Baca Juga: Juanita, Mumi Gadis Es Inca yang Tubuhnya Dikurbankan di Gunung Ampato
Baca Juga: Manu, Ngana, dan Kaba: Cerita Hewan-Hewan Kurban Orang Bajawa
Baca Juga: Tradisi Persembahan Kuno, Ayah Kurbankan Anaknya untuk Para Dewa
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR