Baca Juga: Anak-Anak Korban Ritual Suku Inca Sengaja Diletakkan di Atas Gunung Agar Tersambar Petir
Johan Reinhard mencatat betapa sempurnanya kulit mumi itu. “Sampai ke bulu-bulunya terlihat,” tulisnya.
Para ilmuwan memperkirakan Juanita berusia antara 12 dan 15 tahun ketika meninggal dunia. Capacocha diterjemakan sebagai kewajiban kerajaan, upaya suku Inca untuk memastikan bahwa yang terbaik dan tersehat di antara mereka dikurbankan untuk menenangkan para dewa. Seringkali sebagai cara untuk menghentikan bencana alam atau memastikan kesuksesan panen.
Mumi Juanita juga dikenal dengan nama Lady of Ampato atau Inca Ice Maiden (Gadis Es Inca). Melansir laman Traveling & Living In Peru, gadis suku Inca ini dikurbankan antara tahun 1440 dan 1480. Juanita mengenakan tekstil yang menyerupai milik kaum elit Cusco. Berkenaan dengan lokasi geografis pengurbanan menunjukkan kepada para arkeolog gadis muda ini adalah bagian dari bangsawan Cusco.
Sementara itu, sebulan setelah menemukan mumi Juanita, Johan Reinhard kembali ke puncak gunung dengan tim dan menemukan dua mumi lagi, laki-laki dan perempuan. Diduga, anak laki-laki dan perempuan itu merupakan pengurbanan pendamping bersama Juanita.
Pada tahun 2020 lalu, ANDINA melaporkan bahwa Momia Juanita dan barang-barang pra-Hispanik yang ditemukan di puncak Gunung Ampato dinyatakan sebagai Warisan Budaya Nasional oleh Kementrian Kebudayaan Peru.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Archaeology World,ANDINA,Traveling & Living In Peru |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR