Tim peneliti internasional dipimpin oleh ilmuwan Trinity College Dublin mengungkap struktur genetik populasi Eropa dengan mengurutkan genom manusia Malta purba berusia sekitar 4500-5000 tahun. Genom tersebut didapatkan dari gua kolektif di Lingkaran Xaghra dan membandingkannya dengan genom kelompok kontemporer dari seluruh Eropa.
Para peneliti menemukan penduduk pulau Mediterania ini tidak biasa pada zaman mereka. Ilmuwan menunjukkan bukti perkawinan sedarah dalam sejarah keluarga Malta purba, tanda ukuran populasi yang kecil dan terbatas yang menunjukkan isolasi genetik. Studi tersebut telah diterbitkan di jurnal Current Biology baru-baru ini.
Untuk diketahui, para ilmuwan telah mengeksplorasi pentingnya perjalanan laut dalam prasejarah dengan memeriksa genom manusia Malta purba dan membandingkannya dengan genom periode ini dari seluruh Eropa. Temuan sebelumnya dari tim arkeologi telah menyarankan bahwa menjelang akhir milenium ketiga SM penggunaan kuil-kuil Malta menurun.
Sekarang, menggunakan data genetik dari individu Malta purba, tim peneliti interdisipliner saat ini telah menyarankan penyebab potensial yang berkontribusi. Para peneliti menemukan bahwa manusia purba ini tidak memiliki beberapa tanda perubahan genetik yang melanda Eropa pada periode ini, karena pemisahan pulau mereka.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa topografi fisik, khususnya bentang laut memainkan peran sentral sebagai penghalang untuk pertukaran genetik. Para peneliti menemukan bukti perkawinan sedarah dalam sejarah keluarga purba tersebut, tanda ukuran populasi yang kecil dan terbatas yang menunjukkan adanya isolasi genetik.
Para ilmuwan menciptakan kembali geografi genetik di seluruh Eropa pada masa petani paling awal. Mereka menemukan bukti bahwa itu pada dasarnya dibentuk oleh bentang lautnya yang mencakup penghalang yang membedakan Irlandia dan Inggris dari daratan kontinental.
Terutama yang membedakan populasi dari pulau-pulau Orkney Skotlandia. Contoh-contoh ini adalah ilustrasi kuat dari kepicikan genomik. Untuk gen setidaknya, jalur laut lebih menghambat daripada mempercepat koneksi.
Pemukim pertama di pulau-pulau Malta adalah Neolitikum berdasarkan penelitian sebelumnya oleh University of Queen dari milenium keenam SM. Komunitas berkembang melalui serangkaian fase budaya, dengan beberapa indikasi material dari konektivitas eksternal.
Budaya Malta berkembang dari 3600 SM dengan kerajinan khas dan arsitektur hanya ditemukan di pulau-pulau tersebut. Salah satu contohnya adalah pengembangan struktur kamar mayat yang rumit, seperti lingkaran Xaghra, Gozo. Makam bawah tanah yang monumental ini menghasilkan sisa-sisa ratusan individu dan mengalami renovasi dan pembesaran sampai sekitar 2500 SM ketika ditinggalkan, mungkin sebagai bagian dari penurunan atau penggantian populasi yang lebih luas.
Source | : | current biology,Trinity College Dublin |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR