"Pekerjaan sebelumnya baru saja menolak kasus ambigu seperti ini dari analisis statistik, tapi saya punya firasat mereka mungkin lubang hitam yang belum ditemukan di galaksi kerdil," ia berpendapat. Hasil itulah yang berikutnya mengonfirmasi bahwa ada lubang hitam di sebuah galaksi kerdil.
Melalui penemuan ini, Polimera berencana membangun sensus baru tentang lubang hitam yang baru bermunculan. Tentunya, dengan melibatkan perhatian pada jenis pesan tradisional dan pesan campuran untuk mendeteksi yang selama ini tidak terlihat.
"Penting bagi saya bahwa kita tidak membiaskan pencarian lubang hitam kami ke galaksi kerdil," terang Polimera. 80 persen dari semua lubang hitam yang tumbuh yang selama ini ditemukan di galaksi kerdil olehnya, adalah jenis baru.
"Tetapi dalam melihat keseluruhan sensus, saya menemukan bahwa jenis baru dari lubang hitam yang tumbuh hampir selalu muncul pada yang kerdil. Saya terkejut dengan jumlahnya ketika saya pertama kali melihatnya."
Apa yang menarik dari temuan ini terhadap pemahaman galaksi kita? Sebagian galaksi spiral raksasa seperti Bimasakti diyakini terbuat dari penggabungan dari banyak galaksi kerdil yang lebih kecil.
Contohnya, Awan Magellan yang biasa kita lihat di langit selatan, itu adalah galaksi kerdil yang kelak akan bergabung dengan Bimasakti. Setiap galaksi kerdil yang jatuh mungkin membawa serta lubang hitam besar di pusatnya dengan massa yang bisa mencapai puluhan dan ratusan ribu kali matahari kita.
Pemahaman dari temuan ini membuka bagaimana lubang hitam dan galaksi bisa tumbuh bersama. Selain itu, kita menyadari bahwa lubang hitam di tengah galaksi juga ukurannya bukan main besarnya, dan kelak tersedot di lubang hitam galaksi supermasif seperti Awan Magellan.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR