Baca Juga: Mengungkap Suhu di Atmosfer Neptunus, Lebih Dingin Dari yang Kita Duga
Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Kejutan Pemanasan Global pada Planet Neptunus
Baca Juga: Gambar dari Teleskop Luar Angkasa Ungkap Cuaca di Uranus dan Neptunus
Baca Juga: 'Teleskop Gravitasi' Memperbesar Planet Ekstrasurya Hingga 1.000 Kali
Untuk membuat model ini, tim Irwin menganalisis serangkaian pengamatan planet-planet yang mencakup panjang gelombang ultraviolet, tampak, dan inframerah-dekat (dari 0,3 hingga 2,5 mikrometer). Informasi ini diambil dengan bantuan instrumen Near-Infrared Integral Field Spectrometer (NIFS) pada teleskop Gemini North dekat puncak Maunakea di Hawai'i, dan teleskop Hubble.
Proyek ini merupakan bagian dari Observatorium Gemini internasional, Program NOIRLab NSF. Instrumen NIFS pada Gemini Utara sangat penting untuk hasil ini karena mampu memberikan spektrum untuk setiap titik dalam bidang pandangnya.
"Observatorium Gemini terus memberikan wawasan baru tentang sifat tetangga planet kita," kata Martin Still, Program Officer Gemini di National Science Foundation. "Dalam percobaan ini, Gemini Utara menyediakan komponen dalam rangkaian fasilitas berbasis darat dan luar angkasa yang penting untuk deteksi dan karakterisasi kabut atmosfer."
Model ini juga membantu menjelaskan bintik-bintik gelap yang kadang-kadang terlihat di Neptunus dan lebih jarang terdeteksi di Uranus. Para astronom sudah menyadari keberadaan bintik-bintik gelap di atmosfer kedua planet ini. Namun, mereka masih belum menemukan jawaban: Lapisan aerosol mana yang menyebabkan bintik-bintik gelap tersebut atau mengapa aerosol di lapisan-lapisan itu kurang reflektif?
Source | : | Space.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR