Bahkan, lanjutnya, beberapa hari ketika ia merasa sangat buruk, ia hanya ingin menutup tirai dan tidak pernah bangun. "Di hari lain saya memiliki sedikit kendali atas tubuh saya, dan saya hanya akan mengalami 10 kali orgasme hari itu dan saya merasa saya bisa kembali bekerja, mendapatkan hidup saya kembali," Anaya melanjutkan.
Dia menderita dengan kondisinya selama berbulan-bulan sebelum menjadi terlalu tak tertahankan untuk ditangani. Setelah mengalami 160 kali orgasme—tidak termasuk multiple orgasme—hanya dalam dua jam.
Anaya Carlis kemudian meminta saran dari dokternya, yang menurutnya juga merasa bingung. Kondisi Anaya kemudian menjadi perhatian para ahli medis untuk mengidentifikasi kasus yang sangat jarang terjadi ini.
Kondisi itu jelas telah memberi tekanan pada pernikahannya karena dia sangat membutuhkan kasih sayang, keintiman dan kontak fisik karena jumlah hormon dalam tubuhnya.
Sebelum mengalami kelainan orgasme, Anaya hanya mencapai klimaks dengan suaminya. Pasangan itu berhubungan seks sekitar empat kali sebulan. "Kami masih berhubungan seks tetapi itu bisa membuat kami berdua sangat frustasi karena saya selalu terangsang," kata Anaya.
Sementara itu, David Goldmeier, seorang ahli kedokteran seksual di Imperial College di London mengatakan, gangguan gairah genital yang persisten adalah kondisi yang baru dikenali, di mana penderita mengeluhkan gairah genital dalam waktu lama yang tidak terkait dengan hasrat seksual.
Baca Juga: Studi Kasus Orgasme Hanya Menggunakan Pikiran Tanpa Berhubungan Seks
Baca Juga: Kita Lupa Mengajari Anak-Anak Kita Cara Bercinta yang Menyenangkan
Baca Juga: Sejarah Acungkan Jari Tengah, Di Romawi Kuno Jadi Lambang Seks
Baca Juga: Penjelasan Ilmiah Mengapa Banyak Orang Meninggal Saat Berhubungan Seks
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR