Avar tidak meninggalkan catatan tertulis tentang sejarah mereka. Sehingga data genom pertama ini memberikan petunjuk kuat tentang asal-usul mereka.
Pengurutan genom ungkap siapa orang Avar sebenarnya
Ahli genetika mengurutkan genom dari penyerbu yang menakutkan ini. Hasilnya menunjukkan bahwa orang Avar adalah orang Mongolia, yang membentuk kerajaan berabad-abad sebelum Jenghis Khan.
“DNA mereka sebagian besar cocok dengan populasi purba yang menghuni dataran tinggi Mongolia,” tulis Ariel Davis di laman Haaretz.
Avar adalah keturunan kerajaan suku kuno yang membentang di Mongolia modern serta bagian dari Tiongkok dan Rusia. Ketika kekaisaran itu jatuh, sebagian dari populasinya tampaknya bermigrasi ribuan kilometer. Ini dilakukan dalam beberapa tahun, dari stepa Asia timur laut ke dataran Eropa Timur.
“Setelah sepuluh tahun, orang Avar menetap di tempat yang sekarang menjadi wilayah Hongaria. Ini adalah migrasi jarak jauh tercepat dalam sejarah manusia yang dapat kami rekonstruksi hingga saat ini," jelas Choongwon Jeong, salah satu penulis senior studi tersebut.
Baca Juga: Apakah Atilla sang Hun adalah Pemimpin Barbar Terhebat dalam Sejarah?
Baca Juga: Atilla sang Hun, Mimpi Buruk Bangsa Romawi yang Menjadi Kenyataan
Baca Juga: Asal-usul Suku Hun, 'Mesin Pembunuh' Misterius yang Ditakuti Romawi
Baca Juga: Senjata Legiun Romawi: Faktor Penting dalam Menaklukkan Musuh
Sekitar satu abad sebelumnya, daerah yang ditempati oleh orang Avar merupakan wilayah inti dari suku nomaden lain yang bermigrasi. Itu adalah suku Hun yang ditakuti oleh bangsa Romawi. Meskipun mungkin lebih terkenal secara historis, Kekaisaran Hun seakan ‘menguap’ setelah kematian pemimpinnya yang ditakuti, Attila.
Avar, di sisi lain, terbukti lebih berhasil mempertahankan tanah yang mereka invasi pada abad keenam. Mereka sering melawan Kekaisaran Bizantium, mengepung ibu kota Konstantinopel pada tahun 626. Sampai sekitar tahun 800, orang Avar menjadi kekuatan di Eropa timur. Kekuasaan mereka berakhir setelah dikalahkan oleh Charlemagne atau Karel yang Agung.
Satu pertanyaan yang tersisa, mengapa mereka tidak menetap di satu tempat dalam perjalanan 6.000 kilometer dari Mongolia ke Hongaria?
“Mereka adalah orang-orang yang kalah dalam pelarian. Di sisi lain, orang Avar mungkin memiliki pengetahuan tentang kerajaan yang kaya di Barat dan tanah yang dipenuhi emas,” Gnecchi-Ruscone berspekulasi. “Mungkin, didorong oleh mimpi ini, mereka mencapai perbatasan Kekaisaran Romawi. Di sanalah mereka menetap, menjarah emas yang diimpikan. Ini merupakan emas yang sama yang sekarang ditemukan di makam mereka.”
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR