Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru dari University of Kent dan University of St Andrews telah menemukan bahwa simpanse hutan hujan mampu menggali sumur untuk mendapatkan akses air yang lebih bersih. Temuan ini mengejutkan, karena perilaku menggali sumur untuk mendapatkan akses air bersis hanya diketahui pada segelintir spesies yang telah didokumentasikan.
Tim peneliti gabungan dari Inggris, Swiss dan Uganda ini memberikan laporan pertama tentang kebiasaan menggali sumur kelompok simpanse Afrika Timur (Pan troglodytes schweinfurthii) yang hidup di hutan hujan. Peneliti memperkirakan bahwa perilaku ini menyebar dan berkembang dalam komunitas simpanse betina imigran.
Laporan penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal Primates dengan judul "Well-digging in a community of forest-living wild East African chimpanzees (Pan troglodytes schweinfurthii)" baru-baru ini. Publikasi tersebut merupakan jurnal akses terbuka yang dapat didapatkan secara daring.
Dijelaskan, perilaku menggali sumur atau menyaring air untuk mendapatkan air bersih adalah perilaku yang sangat langka dan hanya dilakukan sedikit sekali spesies di Bumi ini. Itupun kebanyakan dari spesies seperti itu hidup di daerah yang sangat kering atau gurun.
Ini adalah pertama kalinya perilaku menggali sumur diamati pada simpanse yang hidup di hutan hujan. Dan diyakini, perilaku itu telah berasal dari kebiasaan masyarakat yang dibawa oleh betina imigran spesies ini.
Pada penelitian ini, para peneliti menganalisis perilaku simpanse hutan hujan di komunitas Waibira dari Simpanse Afrika Timur di Uganda untuk menetapkan temuan mereka. Penggalian sumur pertama kali diamati pada Onyofi, seorang betina muda imigran yang tiba pada tahun 2015 dan langsung sangat mahir, menunjukkan bahwa dia mungkin dibesarkan di komunitas yang menggali sumur.
Sejak itu, beberapa simpanse Waibira muda dan betina dewasa lainnya terlihat sedang menggali sumur. Tidak ada jantan dewasa yang diamati menggali, namun mereka secara teratur menggunakan sumur yang digali oleh yang lain.
Penggalian sumur oleh Onyofi menarik banyak perhatian dari simpanse lain dalam kelompok itu, dan dia diawasi dengan cermat baik oleh simpanse muda maupun orang dewasa lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa ketika dia tiba, perilaku itu baru bagi komunitas Waibira.
Sumurnya tampak populer, dengan simpanse lain yang meminumnya secara langsung, atau menggunakan daun atau lumut yang dikunyah, menunjukkan bahwa tampaknya ada beberapa manfaat tambahan dari air sumur.
Kehadiran perilaku tersebut juga menyoroti pentingnya air sebagai sumber daya, bahkan untuk populasi yang hidup di hutan hujan. Dengan meningkatnya perubahan iklim, adaptasi perilaku terhadap perubahan curah hujan memungkinkan kelompok seperti Waibira untuk terus berkembang bahkan ketika habitat lokal mereka mulai berubah.
Hella Péter, seorang mahasiswa doktoral Antropologi Biologi di Sekolah Antropologi dan Konservasi Kent University memimpin penelitian ini. Ia mengatakan, penggalian sumur biasanya dilakukan untuk mengakses air di habitat yang sangat kering, pada simpanse, kita hanya tahu tentang tiga kelompok hidup sabana yang melakukannya.
Source | : | University of Kent,Primates |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR