Nationalgeographic.co.id—Tim ahli perikanan dari Kagoshima University dan the Kagoshima University Museum mengumumkan telah menemukan spesies baru ikan di lautan Hindia dan Pasifik. Ikan ini termasuk dalam genus Pteragogus, yang kemudian dinamakan Pteragogus turdus.
Deskripsi lengkap temuan tersebut telah diterbitkan di jurnal Ichthyological Research dengan judul "Pteragogus turdus, a new species of wrasse (Perciformes: Labridae) from the Indo-West Pacific Ocean" belum lama ini.
Dijelaskan, Pteragogus adalah genus yang relatif kecil dari ikan bersirip kipas dalam keluarga wrasse Labridae. Genus ini mencakup lebih dari 10 spesies yang diakui secara ilmiah yang tersebar luas.
Mereka berasal dari Indo-Pasifik Barat, Laut Merah di Selatan, Papua Nugini, Jepang utara ke selatan, pantai Semenanjung Korea, dan selatan ke Australia.
Sementara spesies baru ini, diketahui mendiami perairan Samudra Hindia bagian timur, yaitu Australia Barat dan Samudra Pasifik bagian barat, yakni Jepang, Taiwan, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Mikronesia, Indonesia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Australia bagian timur, Kaledonia Baru, Fiji, Tonga, dan Samoa.
Tomoka Iino dari Kagoshima University dan Hiroyuki Motomura dari Kagoshima University Museum’s mengatakan, Anggota Pteragogus dapat dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan jumlah duri sirip punggung.
"Spesies yang baru diidentifikasi termasuk dalam kelompok dengan 10 duri sirip punggung," kata mereka dalam rilis media.
Para peneliti mendeskripsikan spesies baru berdasarkan 65 spesimen yang ditangkap di lautan India dan Pasifik. Spesies ini memiliki panjang 6-8 cm (2,4-3,1 inci), kepala dan tubuh coklat kemerahan, dan tepi sisik putih kecoklatan pucat, membentuk pola retikulat yang tidak jelas.
Spesies baru ini dicirikan oleh kombinasi karakter berikut: 10 duri sirip punggung, 10 hingga 15 (biasanya 12, jarang 14 atau 15) total penyapu insang, profil punggung kepala lurus, duri sirip punggung ke-10 relatif pendek dan panjangnya 14,3–20,6 persen (rata-rata 17,0 persen) dari panjang standar.
Kemudian, panjang sirip lunak sirip perut terpanjang 16,5–24,3 persen (bisanya 20,4 persen), dua atau tiga duri sirip punggung anterior dengan ujung membran berserabut pada jantan, duri sirip dubur dengan ujung membran berfilamen yang relatif pendek, lubang hidung anterior dengan tepi coklat tua serta tiga garis vertikal abu-abu kebiruan yang agak melengkung, biasanya di pipi di bawah mata.
Selanjutnya, garis putih biasanya terdapat di kepala memanjang dari ujung moncong ke ujung atas tutup insang melalui bagian atas iris. Lalu, bercak coklat tua melingkar atau elips besar (kurang lebih sama dengan ukuran mata) dengan pinggiran kuning samar atau oranye pada tutup insang atas.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Kagoshima University,Ichthyological Research |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR