Nationalgeographic.co.id—Ikan eksotik ini merupakan spesies non-asli yang berasal dari negara lain dan telah diintroduksi ke perairan tertentu. Kehadirannya menjadi ancaman bagi ekosistem sungai. Tetapi apa yang terjadi ketika spesies invasif berasal dari suatu wilayah itu diperkenalkan ke perairan yang bukan wilayah aslinya?
Sebuah studi baru telah dilakukan oleh UB dan diterbitkan dalam jurnal Science of The Total Environment pada 16 Mei. Hasil studi tersebut diberi judul Patterns of species richness, abundance and individual-size distributions in native stream-fish assemblages invaded by exotic and translocated fishes.
Studi ini telah menganalisis dampak yang diterima ikan pribumi dari spesies ini, yang disebut spesies translokasi. Dibandingkan dengan efek spesies invasif eksotis, yaitu mereka yang non-pribumi dari setiap cekungan di wilayah tersebut.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa kualitas habitat adalah faktor terpenting bagi kesejahteraan ikan pribumi. Tetapi penelitian ini juga menunjukkan bahwa spesies translokasi dapat menjadi masalah yang sama dengan ikan eksotik.
“Apa yang disarankan oleh data kami adalah bahwa invasi oleh spesies asli yang ditranslokasi harus ditanggapi setidaknya sama seriusnya dengan spesies eksotik dalam sistem yang kami pelajari, yaitu aliran dan sungai Mediterania berukuran sedang yang khas,” catat Alberto Maceda, peneliti di Biodiversity Research Institute (IRBio) dari University of Barcelona dan penulis pertama artikel tersebut.
Menurut para peneliti, hasil ini dapat berimplikasi pada pengelolaan sungai. Khususnya dalam konteks perubahan iklim. Sebab, translokasi spesies adalah efek umum dari transfer air antar wilayah yang dilakukan oleh beberapa negara untuk mengurangi konsekuensi pemanasan global.
Para peneliti mempelajari karakteristik spesies ikan yang berbeda di lima belas lokasi cekungan di timur laut Semenanjung Iberia. Namun, mereka berfokus terutama pada spesies cyprinid (Cyprinidae), satu kekayaan spesies tertinggi di dunia dan paling umum di Eropa.
Secara khusus, para peneliti menganalisis indikator relevansi ekologi yang besar. Di antaranya keanekaragaman spesies asli, kelimpahan dan distribusi ukuran ikan asli ketika terkena invasi oleh spesies asli eksotik atau translokasi.
"Sebelum penelitian kami, ada penelitian yang menyoroti masalah pencampuran populasi ikan trout Mediterania dan Atlantik, dan beberapa contoh persaingan antara spesies asli dan translokasi, tetapi penelitian kami adalah penelitian pertama yang menganalisis masalah dari sudut pandang yang lebih luas. Juga telah menggabungkan indikator yang berbeda-beda,” kata Maceda.
Hasilnya, sejalan dengan penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa kualitas habitat sangat penting untuk konservasi spesies asli. Artinya, fitur lingkungan seperti suhu, kedalaman atau kecepatan air, pH atau tingkat nutrisi, adalah variabel yang paling menjelaskan variabilitas karakteristik seperti kelimpahan atau berat spesies asli yang dianalisis.
Namun, hal baru dari penelitian ini adalah bahwa setelah mempertimbangkan variabel lingkungan, hasilnya menunjukkan bahwa spesies yang ditranslokasikan memiliki potensi dampak yang lebih besar pada ikan asli daripada spesies eksotik.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR