Keberadaan ikan translokasi dikaitkan dengan kelimpahan dan kekayaan yang lebih rendah dari ikan asli dan individu asli yang lebih kecil. Sedangkan keberadaan ikan eksotik dikaitkan dengan kelimpahan dan kekayaan yang lebih tinggi dari ikan asli dan umumnya individu yang lebih besar.
Baca Juga: Dunia Hewan: Uniknya Ikan Arapaima yang Bisa Tumbuh hingga Dua Kuintal
Baca Juga: Dunia Hewan: Makan Alga, Hiu Paus Menjadi Omnivora Terbesar di Dunia
Baca Juga: Dunia Hewan: Seberapa Besar Tubuh Paus Biru? Mengapa Sedemikian Besar?
Baca Juga: Dunia Hewan: Strategi Belut Taman Cari Makan Saat Melawan Arus Laut
Mengingat hasilnya, para peneliti menekankan perlunya mempelajari dampak ekologis dari spesies asli yang ditranslokasikan secara lebih rinci. “Tidak ada gunanya berasumsi bahwa dampak spesies eksotik lebih buruk karena mereka datang dari luar perbatasan kita. Sebab, kita belum memiliki cukup informasi untuk membuat pernyataan seperti itu. Faktanya, kita sangat kekurangan pengetahuan tentang penyakit, hibridisasi. masalah, kompetisi trofik, dll. yang dapat dibawa oleh spesies yang ditranslokasikan," tulis peneliti.
Kesimpulan dari studi ini menghadirkan tantangan yang cukup besar bagi undang-undang dan pengelolaan sungai saat ini. Seperti, misalnya, menemukan diri sendiri dalam situasi harus melindungi dan membasmi spesies yang sama tergantung pada cekungan hidrologi di mana ia ditemukan.
"Secara umum, kami berpikir bahwa tindakan harus diambil sehubungan dengan konservasi habitat, karena manfaatnya memiliki banyak dimensi yang bahkan dapat membuat spesies asli menjadi pesaing yang lebih baik terhadap spesies eksotis," ujar Maceda.
"Sungai dengan habitat yang kurang terkonservasi juga mengalami invasi biologis paling banyak. Seringkali sulit untuk membedakan antara efek spesies eksotik dan habitat asli. Namun, dalam beberapa kasus efek merugikan utama adalah translokasi spesies asli atau eksotik. Oleh karena itu bertindak pada mereka, jika pemusnahan tuntas bisa dilakukan, tentu akan bermanfaat bagi sungai,” pungkasnya.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR