Nationalgeographic.co.id—Tidak seperti pertandingan sepak bola konvensional, durasi Shrovetide Football lebih lama dari pertandingan sepak bola biasa dan dimainkan selama dua periode dalam delapan jam.
Sasarannya (goal) berjarak tiga mil dan hanya terdapat sedikit aturan permainan di dalamnya. Selama permainan, bola jarang ditendang melainkan bergerak melalui gelombang 'pelukan' seluruh peserta permainan.
Dilansir dari Visit Peak District dalam artikel berjudul Everything you need to know about Ashbourne Royal Shrovetide Football (2022), permainan sepak bola ini tercatat sebagai sepak bola tertua di dunia.
"Permainan ini telah dimainkan hampir setiap tahun setidaknya sejak tahun 1667, meskipun asal-usul pastinya tidak diketahui karena catatannya hancur dalam kebakaran," tulis koresponden Visit Peak District.
Salah satu dari sedikit pertandingan sepak bola jalanan yang bertahan secara berabad-abad lamanya ini berlangsung di Shrovetide di Ashbourne, Derbyshire. Maka dari itu, sepak bola jalanan di Inggris ini dikenal dengan istilah Shrovtide Football.
Dalam permainannya, "bola dapat ditendang, dilempar, atau dibawa, tetapi tidak boleh diangkut dengan mobil," tulis Lindsey Porter.
Lindsey menulis ke dalam jurnal Oxford References berjudul Ashbourne Royal Shrovetide Football: The Official History yang diterbitkan pada tahun 1992.
Bola-bola yang digunakan selama permainan merupakan buatan tangan. Ia terbuat dari kulit yang dijahit, dan banyak dihias, tapi terkadang bola-bola itu tercabik-cabik selama pertandingan.
Namun, seiring berjalannya waktu, kontak fisik tak jarang memperkeruh suasana pertandingan. Memasuki tahun 1280, permainan rakyat yang dimainkan puluhan hingga ratusan orang ini menjadi tak karuan. Permainan menjadi rusuh bahkan membunuh.
Pada pertengahan abad ke-19, ada tekad dan peningkatan upaya untuk mencegah agar permainan tidak diwarnai bentrokan antar pemain, atau bahkan dengan oknum kepolisian.
Permainan yang biasanya dilakukan di jalanan, mulai dibuat lebih variatif. Penyelenggaraan yang umumnya dilakukan di ruang-ruang publik, berpindah lokasi.
"Permainan dipindahkan menuju ke situs terbuka bernama Shaw Croft, di pinggir kota di mana orang banyak tidak akan berbuat banyak kerusakan," tutup Lindsey.
Source | : | Oxford References |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR