Mengapa orang-orang Romawi mundur dengan tergesa-gesa dari orang-orang Arab, meskipun telah memenangkan setiap pertempuran? Konon ekspedisi Romawi hanya kehilangan tujuh orang dalam pertempuran.
Menurut sejarawan modern, jalur suplai Romawi terbentang tipis. Gallus tidak merencanakan pasukan cadangan atau bantuan karena dia mengharapkan kampanye cepat.
Penyakit juga menjangkiti pasukan, yang mengakibatkan banyak kematian. Lingkungan gurun semenanjung Arab lebih keras dari yang diperkirakan orang Romawi.
Meskipun memenangkan pertempuran kecil, Gallus tahu bahwa mereka tidak siap merebut kota-kota kaya di Arabia Felix. D Arab selatan, penduduknya memiliki persenjataan lengkap, mereka dapat dengan mudah selamat dari pengepungan.
Gallus juga tahu bahwa kegagalan total dan kehancuran pasukannya akan berarti kematian. Pasalnya Augustus tidak akan senang dengan misi yang gagal.
Baca Juga: Kisah Flamma, Gladiator Romawi dari Suriah yang Menolak Kebebasan
Baca Juga: Goresan Sejarah Hagia Sophia, Satu Kubah yang Menaungi Tiga Agama
Baca Juga: Elit Politik Rakus dan Xenofobia Jadi Sebab Jatuhnya Republik Romawi
Gubernur Romawi menjadikan Syllaeus sebagai kambing hitam. Disalahkan atas kegagalan, Syllaeus dihukum karena pengkhianatan dan dipenggal di Roma.
Kampanye Arab berakhir dengan bencana besar bagi Romawi.
Meskipun kampanye Gallus adalah bencana, namun tetap ada hikmahnya. Sebuah misi angkatan laut Romawi menghancurkan pelabuhan Aden, di Arabia Felix. Mereka mengamankan jalur yang aman bagi kapal-kapal Romawi ke India.
Seratus tahun setelah kegagalan ekspedisi Arab Augustus, Trajan merebut Arabia Petraea.
Bangsa Romawi membuat terobosan lebih jauh di tanah Arab. Romawi memerintah wilayah Levant dan barat laut Arabia selama 600 tahun berikutnya sampai kebangkitan Islam, pada abad ketujuh.
Invasi Augustus yang gagal ke Arabia tidak begitu bergaung. Ekspedisinya “disembunyikan” di sudut-sudut buku sejarah. Bencana besar seperti itu tentu akan menodai pemerintahannya yang sempurna.
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR