Pada 26 Sebelum Masehi, Kaisar Romawi Augustus memercayakan gubernur Mesir, Gaius Aelius Gallus, untuk melakukan perjalanan ke Arab.
Augustus menginstruksikan Gallus untuk menandatangani perjanjian damai dengan penduduk asli Arab. Dengan begitu, mereka akan menjadi negara klien Roma. Tetapi jika orang-orang Arab melawan, orang-orang Romawi siap untuk “menaklukkan” mereka.
Invasi Romawi ke Arab
Gallus terlalu percaya diri tentang prospek Romawi di Arab. Dia juga waspada meninggalkan Mesir kekurangan staf karena Mesir adalah lumbung kekaisaran Romawi. Gallus meninggalkan sebagian besar pasukannya di Mesir untuk melindungi Mesir dari serangan bangsa lain.
Gallus mengumpulkan 80 kapal perang untuk mengangkut 10.000 legiun, dan tambahan 130 kapal untuk persediaan. Orang-orang Romawi mengharapkan orang-orang Arab untuk menantang mereka di Laut Merah.
Namun, mata-mata Romawi mengeklaim bahwa orang-orang Arab tidak mengumpulkan angkatan laut untuk menghadapi Romawi. Dengan demikian, Gallus yakin bahwa perjalanannya akan mudah.
Karena tergesa-gesa untuk sampai ke Arab, ia meremehkan kesulitan menyeberangi Laut Merah. Badai, perbekalan yang buruk, dan wabah penyakit kudis menyebabkan Gallus kehilangan beberapa kapal dan pasukan.
Bangsa Romawi akhirnya tiba di Leuce Come, sebuah pelabuhan perdagangan Nabatea di Arabia Petraea. Strabo, seorang sejarawan Romawi, menyalahkan Syllaeus, seorang pemandu Nabatea, atas apa yang terjadi.
Menurut Strabo, Syllaeus memimpin Romawi dalam pengejaran panjang dan rumit yang tidak membuahkan hasil.
Selama enam bulan, Romawi melakukan perjalanan melalui padang pasir, merebut kota-kota kecil. Semangat dan jumlah tentara terus menyusut. “Di bawah terik matahari gurun, kekayaan Arab tampak seperti fatamorgana bagi orang Romawi,” tambah Dasgupta.
Tentara Romawi mengalami kelelahan pada saat mencapai Arabia Felix dan mengepung Ma'arib, ibu kota kerajaan Sabian.
Seminggu dalam pengepungan, Gallus berusaha mengurangi kerugian lebih besar. Ia bergegas ke Alexandria dengan apa pun yang tersisa dari pasukannya.
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR