Nationalgeographic.co.id—Kita bisa berkaca pada dunia hewan. Jika ada sekelompok orang asing datang ke kawasan lain, mungkin penduduk yang sudah lama menetap punya rasa curiga. Tak jarang, biasanya pendatang dan penduduk lama memicu konflik.
Bisa jadi, rasa curiga hingga memicu konflik pada individu atau kelompok baru adalah naluri yang diwariskan dari evolusi kita. Beberapa hewan memang diketahui punya rasa kepemilikan untuk menjaga wilayahnya.
Dunia hewan, khususnya mamalia, banyak yang berperilaku demikian. Akan tetapi, tidak untuk lumba-lumba. Hal itu yang diamati oleh Nicole Danaher-Garcia pada pertengahan 2013. Dia adalah ahli ekologi perilaku.
Saat itu, ia berdiri di atas jembatan kapal pesiar memancing di dekat Bimini, Bahama. Ada 46 lumba-lumba tutul atlantik (Stenella frontalis) dewasa yang belum pernah dia lihat. Lumba-lumba itu bergabung dengan penduduk aslinya yang jumlahnya 120 ekor.
Danaher-Garcia bersama rekan-rekannya di Dolphin Communication Project selama ini mengamati dua kelompok lumba-lumba di Bimini. Dalam lima tahun, mereka melakukan 300 survei.
Awalnya, para ilmuwan hanya melihat satu kelompok kecil campuran lumba-lumba bimini dan pendatang baru. Setahun kemudian, ternyata sekelompok besar pejantan dan perempuan di segala usia dari kedua komunitas bisa bercampur tanpa "tanda-tanda agresi," terang Danaher-Garcia di Science.
Perilaku persahabatan dari dua kelompok ini berlangsung sampai 2018. Pengamatan sempat terjeda di tahun 2020 akibat COVID-19. Hal ini membuat tim curiga bahwa kedua kelompok itu benar-benar bersatu.
Namun, para ilmuwan justru menemukan pendatang baru saat pengamatan dilakukan lagi. Pendatang ini adalah bagian dari komunitas lumba-lumba tutul White Sand Ridge (WSR). Mereka datang dari Little Bahama Bank, 160 kilometer di utara dengan laut yang dangkal, terumbu karang, dan pasir. Arah pergerakan mereka diamati oleh tim penelitian lain dari Wild Dolphin Project di PLOS One tahun 2017.
Baca Juga: Unik! Lumba-lumba Manfaatkan Karang dan Spons Laut untuk Merawat Kulit
Baca Juga: Lumba-Lumba Dapat Mengenali Teman-Temannya dari Rasa Urinenya
Baca Juga: Meski Tersisa 10 Ekor, Lumba-lumba Vaquita Punya Harapan untuk Lestari
Source | : | Science |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR