Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog di Eropa mengungkapkan bagaimana unta perang yang digunakan pasukan Kesultanan Utsmaniyah atau Ottoman bisa sangat cocok untuk militer. Mereka menemukan, bahwa rahasia unta-unta perang Kesultanan Utsmaniyah adalah perkawinan silang.
Laporan lengkap penelitian tersebut telah mereka terbitkan di jurnal PLoS ONE dengan judul "A Sunken Ship of the Desert at the River Danube in Tulln, Austria."
Tim peneliti yang dipimpin oleh Alfred Galik dari University of Veterinary Medicine Vienna telah menemukan kerangka unta lengkap di sebuah lubang pembuangan besar di Tulln, Austria. Setelah diidentifikasi, kerangka tersebut diketahui berasal dari masa perang Ottoman-Habsburg.
"Kerangka yang sebagian digali itu awalnya diduga kuda atau sapi besar. Akan tetapi sekali melihat vertebra atau tulang belakang, rahang bawah, dan tulang metakarpal (bagian kaki) segera mengungkapkan bahwa ini adalah unta," kata Galik, yang merupakan penulis pertama makalah tersebut.
Tulang unta telah ditemukan di Eropa sejak zaman Romawi. Tulang terisolasi atau kerangka tidak lengkap diketahui dari Mauerbach dekat Wina serta dari Serbia dan Belgia. Namun kerangka unta lengkap unik ditemukan di Eropa Tengah.
Galik dan rekan-rekannya dari Austria melakukan analisis anatomi dan morfometrik (terkait ukuran tubuh) ekstensif. Mereka menemukan bahwa unta Tulln adalah jantan dan hibrida.
Unta tersebut merupakan hasil perkawilan silang dari induknya unta dromedarius (Camelus dromedarius), dan jantannya unta baktria (Camelus bactrianus).
Menurut Galik, perkawinan silang seperti itu tidak biasa pada saat itu. Unta hibrida lebih mudah ditangani, lebih tahan lama, dan lebih besar daripada induknya. Unta-unta ini sangat cocok untuk penggunaan militer.
"Kedua spesies (unta dromedaris dan baktria) dapat kawin silang, yang menghasilkan keturunan hibrida yang lebih besar, lebih kuat, dan efisien," kata Galik.
Galik menjelaskan, bahwa perkawinan silang mungkin terjadi pertama kali di Asyur pada awal milenium 1 SM. Dan teknik ini berlanjut pada zaman kuno menuju zaman modern.
Baca Juga: Temuan Bukti Perkawinan Silang Antarspesies Unta di Kuil Allat, Irak
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Source | : | PLoS ONE,University of Veterinary Medicine Vienna |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR